Inilah Pengantar dari Denny JA Untuk Buku Culture and Politics in Sumatra and Beyond
- Penulis : Krista Riyanto
- Jumat, 28 Februari 2025 08:03 WIB

Buku ini adalah kumpulan makalah dari The Second International Minangkabau Literacy Festival 2024. Ini sebuah perayaan pemikiran yang mempertemukan para akademisi, penulis, seniman, dan peneliti dari berbagai penjuru dunia.
Terdiri dari lebih dari dua puluh tulisan, buku ini mengalir seperti sungai yang membawa banyak cerita.
Ada yang menyoroti bagaimana literasi budaya dapat menjadi alat diplomasi, menciptakan jembatan pemahaman antarbangsa.
Ada yang mengupas bagaimana seni dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah untuk menanamkan identitas dan kreativitas sejak dini.
Beberapa tulisan menyoroti bagaimana pelestarian naskah kuno dapat menjadi jalan untuk menjaga memori kolektif.
Sedangkan yang lain berbicara tentang tantangan yang dihadapi oleh seni tradisional yang semakin tergilas modernitas.
Ada pula pembahasan mengenai bagaimana ekonomi dan budaya saling bertautan. Bagaimana literasi finansial bisa menjadi alat pembebasan, dan bagaimana sejarah kolonialisme masih membentuk cara kita memahami dunia hari ini.
Sastri Sunarti sendiri menyampaikan makalahnya soal penggugah kesadaran bisa datang dari seorang penyair. Ia membahas peran penyair Taufik Ismail memberi kesaksian atas situasi zamannya.
Saya kutip agak panjang puisi Taufik Ismail soal Palestina:
Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu?”