DECEMBER 9, 2022
Kolom

Inilah Pengantar dari Denny JA Untuk Buku Culture and Politics in Sumatra and Beyond

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Ketika rumah-rumahmu diruntuhkan bulldozer dengan suara gemuruh menderu, serasa pasir dan batu bata dinding kamar tidurku bertebaran di pekaranganku, meneteskan peluh merah dan mengepulkan debu yang berdarah.

Ketika luasan perkebunan jerukmu dan pepohonan apelmu dilipat-lipat sebesar saputangan, lalu di Tel Aviv dimasukkan dalam file lemari kantor agraria, serasa kebun kelapa dan pohon manggaku di kawasan khatulistiwa, yang dirampas mereka.

Palestina! bagaimana bisa aku melupakanmu?

Tanahku jauh, tanah kami jauh bila diukur kilometer. Beribu-ribu kilometer jauh jaraknya, tapi adzan Masjidil Aqsa yang merdu serasa terdengar di telingaku, serasa terdengar di telinga kami, di Indonesia.

Benang merah makalah di buku ini, manusia berdaya mengelola  nasibnya, sejauh memahami kerja budaya, serta hubungan ilmu pengetahuan dan kekuasaan.

Pasar dan puisi, kitab dan neraca,menari di ruang tak teraba. Siapa yang mengerti tarian ini,(pengetahuan) akan menata dunia (kekuasaan) serupa taman yang tak mudah layu.***

Singapura, 27 Februari 2025 

CATATAN:

(1) Relasi ilmu pengetahuan dan kekuasaan

Northwestern Universityhttps://sites.northwestern.eduKnowledge and Power according to Michel Foucault | Writing Addict

Halaman:

Berita Terkait