Buku Bung Karno Difitnah Menguak Distorsi Sejarah dan Fitnah Terhadap Sang Proklamator
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Senin, 21 April 2025 00:01 WIB

Henky,Teguh W. Mangil, dan Bambang Eryudhawan. Bung Karno Difitnah. Penerbit: Laksana. Tebal: 312 halaman.
ORBITINDONESIA.COM - Sejarah Indonesia pasca-1965 penuh dengan narasi yang dipelintir untuk menjatuhkan sosok Ir. Soekarno atau Bung Karno, sang Proklamator dan Presiden pertama Republik Indonesia.
Dalam berbagai versi sejarah yang disebarluaskan, Bung Karno difitnah sebagai dalang Gerakan 30 September 1965 (G30S), sebuah tuduhan yang hingga kini masih menjadi perdebatan.
Buku "Bung Karno Difitnah" karya Henky, Teguh W. Mangil, dan Bambang Eryudhawan ini menghadirkan berbagai kesaksian dan analisis dari sejarawan serta tokoh-tokoh yang menyoroti bagaimana sejarah Bung Karno dimanipulasi.
Melalui penelitian mendalam, buku ini membuktikan bahwa tuduhan terhadap Bung Karno adalah upaya pembunuhan karakter yang disengaja.
Apa yang diungkap dalam buku ini? Pertama, kesaksian Kolonel (Purn) CPM Maulwi Saelan yang membantah tuduhan terhadap Bung Karno.
Baca Juga: Isi Buku "Di Bawah Bendera Revolusi" Karya Bung Karno Masih Relevan Jika Melihat Indonesia Saat Ini
Kedua, analisis kritis sejarawan John Roosa mengenai propaganda anti-Soekarno.
Kertiga, pernyataan Megawati Sukarnoputri dan Rachmawati Sukarnoputri tentang bagaimana Bung Karno menjadi korban fitnah internasional.
Juga, fakta-fakta yang membantah klaim tak berdasar yang menyebut Bung Karno sebagai dalang G30S.
Baca Juga: Hasto Kristiyanto: Masuk Penjara adalah Bagian dari Pengorbanan Seperti Bung Karno
"Tanpa bukti yang meyakinkan, klaim Dake bahwa Sukarno-lah yang memerintahkan G30S sama absurdnya seperti klaim dari Fic. Dan, kedua klaim ini sama sekali tidak patut dianggap serius. Para penerbit kedua buku ini seharusnya menyadari kerusakan yang mereka timbulkan terhadap studi sejarah Indonesia dengan menerbitkan analisis yang begitu tidak bertanggung jawab dan penuh kebohongan mengenai peristiwa 1965," tulis John Roosa, Assistant Professor Bidang Sejarah di University of British Columbia, Vancouver, Kanada.