DECEMBER 9, 2022
Puisi

Cerpen Rusmin Sopian: Aku Manusia Enam Setengah Tahun 

image
Ilustrasi Aku Manusia Enam Setengah Tahun (Foto: Satrio)

Kepala mereka berambut duit. Wajah mereka dari duit. Hidung mereka bergambar duit. Mulut mereka berlidah duit. Semuanya kulihat duit. Dari rambut hingga kaki mereka. Semuanya terbuat dari duit.

Dari dalam mobil tahanan yang akan membawaku ke rumah tahanan, kulihat orang-orang di jalanan memetik air mata  yang jatuh di aspal. Dilindas mobil-mobil mewah yang berseliweran. 

Mobil-mobil mewah yang terbuat dari tulang belulang warga terus menerus menginjak air mata warga yang bercucuran di jalanan. Melindas air mata mereka yang berceceran di jalanan dengan mata yang terbuka lebar.

Baca Juga: Rusmin Sopian: Buku dari Bangka Selatan untuk Nusantara

Tiba-tiba, di kejauhan, mataku melihat orang-orang memungut air mata mereka yang berceceran di jalanan yang berlubang. Penuh lumpur. Dipenuhi tikus-tikus got. 

Mereka memungut air mata mereka dengan mata hati. Dengan ketulusan jiwa yang mengaliri sekujur tubuh mereka.

Di sebuah pulau, orang-orang memetik air mata mereka yang tumpah di selokan. Air mata yang menjadi korban dari keganasan ku mengekploitasi hidup dan kehidupan mereka.

Baca Juga: Rusmin Sopian: Kebangkitan Kebermajuan

Mengeksploitasi sumber alam mereka. Mengekploitasi kehidupan mereka yang mestinya membahagiakan mereka. 

Dan aku cuma di vonis enam setengah tahun. Ya, enam setengah tahun. Tidak lebih dan tidak kurang.

Dan aku tertawa terbahak-bahak mendengar putusan itu.

Baca Juga: Cerpen Rusmin Sopian: Matkuteng, Penjagal dari Kampung Selatan 

Toboali, Januari 2025

Halaman:

Berita Terkait