DECEMBER 9, 2022
Kolom

Irsyad Mohammad: SATUPENA, Satu AI, dan Beberapa Visi dan Mimpi

image
Irsyad Mohammad (kiri). (Foto: Koleksi pribadi)

Munculnya kesadaran para penulis untuk berkumpul dan berhimpun dalam Perkumpulan Satupena memang baru belakangan terjadi. Memang yang dilakukan para penulis di Indonesia terbilang terlambat bila dibandingkan penulis di negara lain, namun lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Mulai lah para penulis memperjuangkan eksistensinya, bahwa penulis juga profesi dan punya hak yang sama dengan profesi lain yakni diakui keberadaannya. Belakangan perjuangan ini berhasil membuahkan hasil dengan berdirinya Satupena. Namun langkah selanjutnya, what next?

Tentu harus ada langkah progresif dan lebih pasti tentang apa yang perlu dilakukan untuk menghadapi gempuran AI. Terlebih lagi para penulis naskah di Holywood sendiri mulai memprotes keberadaan AI, kita lihat Hollywood serta ekosistem bisnisnya yang stabil dan bertahan 100 tahun lebih saja tidak berdaya menghadapi guncangan AI. 

Baca Juga: Diskusi SATUPENA, Achmad Fachrodji: Balai Pustaka Kini Menjadi IP Licensing Company dan Bagian Industri Kreatif

Tentu besar harapan saya SATUPENA ke depannya bisa lebih hadir bukan saja dalam melayani kepentingan penulis dan sekadar menunjukkan eksistensi bahwa penulis merupakan suatu profesi yang harus diakui di Indonesia. Namun juga bisa menuntun para penulis dan mengadvokasi kesejahteraan para penulis.

Tentu mengadvokasi kesejahteraan para penulis tidak bisa hanya mengandalkan SATUPENA, namun harus ada kerjasama lintas sektor antara berbagai stakeholder oleh karenanya bila SATUPENA bisa memberikan pelatihan kepada para penulis-penulis di daerah yang terhimpun dalam pengurus daerah agar mereka tahu bagaimana cara melobbi stakeholder di daerah mereka.

Juga agar korporasi swasta ataupun BUMN, hingga pemda turut berpartisipasi aktif dalam membantu kegiatan SATUPENA di daerah, maka ini bukan saja keberhasilan SATUPENA daerah. Namun juga membantu pemda setempat bukan untuk meningkatkan literasi serta kebudayaan di daerah tersebut, melainkan membantu peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemerataan pembangunan.

Baca Juga: Tafsir Humanis Ibadah Kurban: Respon atas Esai Denny JA soal Kurban Hewan di Era Animal Right

Langkah progresi sudah banyak dilakukan oleh SATUPENA di daerah terutama SATUPENA Sumbar & SATUPENA DKI. SATUPENA Sumbar sudah berhasil mengadakan International Minang Literacy Festival.  Tentunya kita berharap SATUPENA pusat dapat mendorong agar terciptanya terjadi sinergi antara SATUPENA daerah dengan stakeholder di daerah.

Pada akhirnya tidak ada gading yang tak retak, tidak ada kesempurnaan mutlak dan semuanya harus dicoba dengan trial & error. Berhubung hari ini pun adalah Hari Kemerdekaan Indonesia ke-79, penulis pun sekaligus mengucapkan selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke-79.

Sembari penulis ingin mengingatkan sekali lagi, bahwa kemerdekaan Indonesia tidak akan bisa dicapai tanpa jasa para penulis yang turut melawan penjajah dengan pena mereka. Sekaligus penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada para Pahlawan Nasional dan semua pihak yang turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: SATUPENA Akan Diskusikan Topik Bagaimana Menjalani Hari Tua dengan Narasumber Psikolog Tika Bisono

*Irsyad Mohammad adalah penulis SATUPENA. ***

Halaman:
1
2
3
4
5

Berita Terkait