DECEMBER 9, 2022
Humaniora

SATUPENA Akan Diskusikan Pusaka Literasi Indonesia Bersama Direktur Utama Balai Pustaka, Achmad Fachrodji

image
Diskusi pusaka literasi Indonesia akan berlangsung di Jakarta, Kamis malam, 1 Agustus 2024 (Foto: SATUPENA)

ORBITINDONESIA.COM - Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA akan mendiskusikan pusaka literasi Indonesia, dengan narasumber Dr. Ir. Achmad Fachrodji, M.M., Direktur Utama Balai Pustaka.

Obrolan Hati Pena #143 bertema pusaka literasi Indonesia itu akan berlangsung di Jakarta, Kamis malam, 1 Agustus 2024, pukul 19.00-21.00 WIB.

Diskusi tentang pusaka literasi Indonesia itu akan dipandu oleh Swary Utami Dewi dan Anick HT.

Baca Juga: SATUPENA Sumatra Barat akan Selenggarakan Bedah Buku Menggugat Ibu, Sabtu 27 Juli 2024

Menurut panitia diskusi, ada beberapa karya klasik dahsyat, seperti: Siti Nurbaya, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Hulubalang Raja dan banyak lagi.

Karya-karya itu pernah merajai dan hidup bersama masyarakat Nusantara pada masanya. Generasi yang sekarang berusia 40an ke atas cukup hapal dengan cerita-cerita, yang mereka baca sebagai buku wajib di sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.

Beberapa karya seperti Siti Nurbaya dan Abunawas, bahkan juga kerap menjadi dongeng menjelang tidur yang dikisahkan kepada anak atau cucu. Inilah cara tradisional yang efektif untuk mewariskan nilai, moral, dan semangat dari satu generasi ke generasi lainnya.

Baca Juga: SATUPENA Akan Diskusikan Pentingnya Menjaga Marwah Perguruan Tinggi Dengan Narasumber I Ketut Surajaya

Kisah-kisah klasik -- baik yang memang tertulis maupun bentuk tutur yang kemudian dituliskan -- tidak bisa dibantah merupakan pusaka literasi berharga suatu bangsa, yang turut menentukan karakter, integritas dan masa depan bangsa tersebut.

Tidak heran ada bangsa-bangsa tertentu yang memilih dan menetapkan "literary canon", yang diwajibkan dipelajari dan didiskusikan di bangku sekolah dasar hingga menengah.

Bagaimana dengan pusaka klasik Indonesia di masa kini? Apakah masih berarti dan mendapatkan tempat tersendiri dalam rangka membangun bangsa yang bermartabat?

Baca Juga: Diskusi SATUPENA, I Ketut Surajaya: Banyak Peraturan Untuk Raih Gelar Doktor dan Jabatan Profesor yang Tidak Jelas

Apakah kita masih memerlukan pustaka-pustaka tertentu yang harus diturunkan ke generasi mendatang?

Halaman:
1
2
Sumber: Antara

Berita Terkait