DECEMBER 9, 2022
Kolom

Irsyad Mohammad: SATUPENA, Satu AI, dan Beberapa Visi dan Mimpi

image
Irsyad Mohammad (kiri). (Foto: Koleksi pribadi)

Maka para penulis mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan beradaptasi dengan IoT, media sosial, dan bahkan mencoba untuk menulis karyanya dengan bantuan AI. Bahkan tidak sedikit beberapa penulis yang mulai menyuarakan pikiran-pikiran serta tulisannya dengan membuat konten video di youtube ataupun tiktok, hal ini tentunya adalah keniscayaan mengingat dunia telah mulai berubah dari dunia tulisan menjadi dunia audio-visual.

Dalam hal ini Satupena telah mulai melakukan terobosan dengan membuat acara zoom bincang dengan penulis yang ahli di bidangnya dan melakukan bedah buku lewat webinar, konten-konten ini kemudian direkam dan diunggah ke youtube.

Meski penontonnya belum terlalu banyak, namun masih bisa dimassifkan lagi agar yang menontonnya lebih banyak untuk itu perlu juga adanya upaya ekstra untuk membuat konten-konten tersebut viral. 

Baca Juga: Diskusi SATUPENA, Achmad Fachrodji: Balai Pustaka Kini Menjadi IP Licensing Company dan Bagian Industri Kreatif

Rapat Anggota Tahunan Satupena: Harapan & Tantangan.

Diadakannya Rapat Anggota Tahunan (RAT) Satupena 15 Agustus 2024 melalui zoom dengan seluruh anggota Satupena di tanah air merupakan satu terobosan, karena pada akhirnya organisasi penulis pun mulai beradaptasi sesuai dengan tuntutan zaman.

Banyak para penulis dan pengurus di daerah menyuarakan keresahannya, sekaligus menyampaikan masukan bagi kemajuan organisasi. Bahkan dalam sambutannya Ketum Denny JA turut menyampaikan tentang problematika yang akan dihadapi oleh dunia kepenulisan, khususnya di Indonesia.

Baca Juga: Tafsir Humanis Ibadah Kurban: Respon atas Esai Denny JA soal Kurban Hewan di Era Animal Right

Denny JA turut menyoroti organisasi penulis lain di dunia seperti The Authors Guild (Amerika Serikat ), Society of Authors (Inggris), dan PEN International (multinasional). Organisasi-organisasi tersebut memiliki keanggotaan lebih banyak dari Satupena, paling tidak ada belasan ribu anggota hingga dua puluh ribuan anggota. Bahkan berdiri lebih lama dari Satupena. 

SATUPENA sendiri dalam sejarahnya baru memiliki 2 ketua umum yakni Nasir Tamara (2017 – 2020) sebagai pendiri dan kemudian dilanjutkan oleh Denny JA (2021 – sekarang). Kesadaran penulis sebagai sebuah profesi yang harus diperjuangkan dalam bentuk legal formal dalam satu organisasi profesi, baru belakangan muncul di Indonesia.

Berbeda dengan orang-orang yang menekuni profesi lain selain penulis seperti profesi kedokteran, advokat, dll – mereka sudah terlebih dahulu untuk membentuk organisasi profesi. Sebut saja Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi), dll.

Baca Juga: SATUPENA Akan Diskusikan Topik Bagaimana Menjalani Hari Tua dengan Narasumber Psikolog Tika Bisono

Organisasi-organisasi profesi tersebut berjuang dalam bentuk legal formal untuk mengadvokasi kepentingan anggota-anggotanya yang bergerak dalam bidang profesi yang mereka perjuangkan, secara tidak langsung mereka telah menjadi interest group sekaligus kelompok lobbi untuk melobbi kepentingan mereka. Kesadaran semacam ini untuk dunia kepenulisan masih terbilang baru dengan berdirinya Satupena pada tahun 2017. 

Halaman:
1
2
3
4
5

Berita Terkait