DECEMBER 9, 2022
Buku

SATUPENA Sumatra Barat Gelar Bedah Buku Menggugat Ibu, Pembicaranya Harneli Mahyeldi dan Nurhasni

image
Pembicara bedah buku: Harneli Bahar, Nurhasni, ketua SATUPENA Sumbar Sastri Bakry, Ketua Panitia Eka Teresia, moderator Yurnaldi dan sekretaris SATUPENA Armaidi Tanjung (Foto: SATUPENA Sumbar)

ORBITINDONESIA.COM - Hubungan ibu dan anak bisa diselami melalui perspektif yang mungkin jarang dibicarakan, yaitu kritik, kekecewaan, dan harapan yang tidak tercapai atau tidak tersampaikan. Selain itu, memberikan kita wawasan tentang bagaimana pandangan terhadap ibu yang berkembang seiring bertambahnya usia.

Demikian terungkap pada bedah buku “Menggugat Ibu: Kumpulan Surat untuk Ibu,” Sabtu, 27 Juli 2024, di aula Dinas Arsip dan Perpustakaan Provinsi Sumatra Barat, Jalan Diponegoro lantai 4.

Bedah buku diselenggarakan SATUPENA Sumatra Barat bekerja sama dengan Dinas Arsip dan Perpustakaan Provinsi Sumatra Barat.

Baca Juga: Diskusi SATUPENA, Siti Maemunah: Bicara tentang Krisis Lingkungan Tak Bisa Lepas dari Konsep Ekstraktivisme

Diskusi ini menghadirkan dua pembicara, yaitu Bunda Literasi Sumbar Harneli Mahyeldi dan Dosen Universitas Terbuka Padang Nurhasni, dengan moderator Yurnaldi.

Bedah buku dibuka oleh Sekretaris Dinas Arsip dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat Rahimi Siddik. Turut memberikan sambutan Ketua SATUPENA Sumatra Barat Sastri Bakry dan Ketua Panitia Eka Teresia.

“Surat-surat yang dimuat dalam buku ini ditulis oleh siswa dan guru dengan hati dan perasaan yang menyentuh. Sehingga membacanya juga menyentuh hati. Banyak kisah yang bisa diambil pelajaran dalam buku ini,” kata Harneli,  yang akrab disapa Ummi ini, yang terlihat terharu terbawa sedih. 

Baca Juga: SATUPENA DKI Jakarta Akan Luncurkan dan Diskusikan Buku Ketika Kata dan Nada Berjumpa, 26 Juli 2024

Dikatakan, hadirnya buku ini sekaligus meningkatkan kemampuan menulis kalangan siswa dan guru di SMA, SMK dan Madrasah Aliyah. Kemampuan menulis tentunya harus dibarengi dengan kemampuan banyak membaca. “Hadirnya buku patut diapresiasi,” kata Harneli.

Pembicara Nurhasni mengungkapkan, yang menjadi kekuatan utama buku ini adalah setiap penulis menghadirkan sudut pandang yang berbeda tentang hubungan mereka dengan ibu.

“Kasih sayang, kekecewaan, ada yang menyampaikan rasa sakit yang mendalam, dan ada pula yang merenungkan harapan-harapan yang tidak terpenuhi. Keberagaman ini menciptakan mosaik emosional yang kompleks dan mendalam, sehingga ada yang mencoba bunuh diri,” kata Nurhasni.

Baca Juga: SATUPENA Sumatra Barat akan Selenggarakan Bedah Buku Menggugat Ibu, Sabtu 27 Juli 2024

Menurut  Nurhasni, tema “menggugat ibu” ini memungkinkan  para penulis untuk mengekspresikan perasaan yang seringkali terpendam. Buku ini tidak hanya berisi luapan kasih sayang dan kritik, namun juga menghadirkan refleksi mendalam tentang peran seorang ibu dan ekspektasi yang sering kali terkadang terlihat tidak realiastis.

Kejujuran dalam menyampaikan perasaan juga menjadi daya tarik yang menonjol dalam buku ini, memberikan ruang bagi pembacanya untuk merenungkan hubungan mereka sendiri dengan ibunya.

“Buku ini disusun dengan baik, setiap surat diberikan ruang untuk bersinar tanpa terasa tergesa-gesa. Tata letak yang rapi dan penggunaan font yang nyaman dibaca, memperkuat pengalaman membaca. Desain sampul yang menarik, juga menambah daya Tarik buku ini, memberikan kesan pertama yang kuat,” kata Nurhasni.

Baca Juga: SATUPENA Akan Diskusikan Pentingnya Menjaga Marwah Perguruan Tinggi Dengan Narasumber I Ketut Surajaya

Sebagai sebuah koleksi, kata Nurhasni, tema “Menggugat Ibu” berhasil diangkat dengan baik. Meskipun berisi kekecewaan, kritik, dan juga luapan kasih sayang, buku ini juga menyajikan banyak momen reflektif dan pembelajaran.

Hubungan ibu-anak yang kompleks ditampilkan dengan cara yang jujur tanpa filter. Memberikan pembaca wawasan baru tentang dinamika ini.

“Menggugat ibu merupakan kumpulan surat yang berani dan provokatif. Menawarkan pandangan yang jujur dan mendalam tentang hubungan ibu dan anak. Buku ini mengajak pembaca untuk merenungkan kebersamaan, harapan, dan kekecewaan mereka sendiri, serta memahami bahwa hubungan dengan ibu adalah sesuatu yang kompleks dan penuh nuansa. Dengan keberagaman penulis dan gaya penulisan, buku ini menjadi bacaan yang mengesankan dan menggugah perasaan,” kata Nurhasni.

Baca Juga: Diskusi SATUPENA, I Ketut Surajaya: Banyak Peraturan Untuk Raih Gelar Doktor dan Jabatan Profesor yang Tidak Jelas

Buku  Menggugat Ibu ini adalah hasil Lomba Menulis Surat Untukmu Ibu yang diikuti ribuan anak SMA dan Guru dalam rangka hari Ibu tahun lalu. Editor buku ini adalah Sekretaris SATUPENA Sumbar Armaidi Tanjung, diterbitkan Pustaka Artaz, tebalnya xiv + 266 halaman.***

Sumber: SATUPENA Sumbar

Berita Terkait