Sembilan Pemikiran Denny JA Tentang Agama di Era Google
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 24 Maret 2023 14:51 WIB
SEBELAS FAKTA GOOGLE
Denny sudah menyodorkan dua tren besar yang memulai pergeseran itu. Yakni. menetralkan ruang publik dari dominasi satu agama, dan tren mengambil intisari agama untuk meaning of life.
Di balik dua tren besar itu, menurutnya, bekerja 11 fakta baru dan lama, yang semakin lama semakin kuat. Antara lain ilmu pengetahuan dan teknologi yang kini menjadi kekuatan kreatif peradaban.
Sebelas fakta (baru dan lama) di era Google menjadi hukum besi, yang perlahan tapi pasti, mendorong kita menghormati dan menikmati dunia agama yang kini jumlahnya 4.300 itu sebagai kekayaan kultural milik bersama.
Sebelum mengakhiri esai ini, ada baiknya kita sajikan kembali apa saja sebelas fakta dan temuan di era Google, yang sebagian sudah kita ulas pada esai-esai sebelum ini.
Sebelas fakta Google ini, menurut Denny, akan mengubah cara kita memahami agama.
Pertama, di negara yang indeks kebahagiaannya tinggi (World Happiness Index), umumnya level beragama masyarakatnya rendah.
Negara yang paling mampu membuat warganya bahagia, sebagaimana diukur oleh World Happines Index, populasi di negara itu cenderung menganggap agama tak lagi penting dalam kehidupan mereka (diukur dari religiosity index).
Kedua, di negara yang tingkat beragamanya tinggi (Religiosity Index), pemerintahannya cenderung korup. Banyak negara yang lebih dari 90 persen populasinya menyatakan agama sangat penting dalam hidupnya.
Di negara itu, tingkat korupsi pemerintahannya juga sangat tinggi (diukur dengan The Corruption Perception Index).