Sembilan Pemikiran Denny JA Tentang Agama di Era Google
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 24 Maret 2023 14:51 WIB
Ini era kebutuhan meaning of life. Sebanyak 4.300 agama yang ada plus puluhan ribu aliran kepercayaan lain adalah samudra inspirasi untuk meaning of life.
Tiga intisari terpenting dunia agama dan kepercayaan adalah kebajikan, power of giving dan kesatuan manusia (oneness). Kebajikan atau virtue dianggap satu-satunya nilai esensial. Semua hal lain hanya bernilai positif jika ia membawa kebajikan. Kekayaan, kekuasaan, ilmu pengetahuan hanya positif jika ia membawa kebajikan.
Tapi jika membawa keburukan, kekuasaan dan kekayaan, bahkan pengetahuan menjadi negatif.
Power of giving adalah intisari dunia agama berikutnya. Kapan pun, di mana pun, pasti selalu ada segmen masyarakat yang jauh lebih lemah. Tradisi memberi, menolong, berbagi, kini tak hanya dianggap penting.
Berbagai riset menunjukkan power of giving menjadi satu mindset dan habit yang menimbulkan kebahagiaan otentik. Kesatuan manusia menjadi tema sentral banyak agama. Karena Tuhan satu, alam semesta juga satu, maka manusia juga satu.
Bahkan rasa satu (oneness) antara sesama manusia, manusia dan alam, juga menimbulkan tak hanya happiness. Ia juga positif bagi lingkungan hidup karena pohon, sungai dan udara dianggap bagian dari keluarga.
Di era post materialism, justru peran dunia agama sebagai samudra inspirasi bagi meaning of life menjadi penting.
Menjadikan intisari agama-agama sebagai inspirasi bagi kehidupan umat manusia adalah seruan terpenting dari gagasan Denny JA.
Seruan ini tidak lahir dari ruang hampa. Ia hasil dari pengamatan dan renungan intensif terhadap berbagai tren yang muncul di era revolusi industri keempat.
Di era inilah terjadi disrupsi dan perubahan mendasar dalam cara kita memandang agama. Denny menyebutnya pergeseran pemahaman agama di era Google, dari Kebenaran Mutlak menjadi kekayaan kultural milik bersama.