Sembilan Pemikiran Denny JA Tentang Agama di Era Google
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 24 Maret 2023 14:51 WIB
Oleh Ahmad Gaus AF
ORBITINDONESIA.COM - Sebuah gagasan yang kuat, yang dituangkan dalam kata-kata yang kuat, akan menjadi quote yang abadi karena akan terus diingat orang. Berjilid-jilid buku bisa ditulis oleh para ilmuwan.
Beratus-ratus karya bisa lahir dari tangan para intelektual yang produktif. Tapi, kalau mereka tidak mampu menuangkan gagasannya dalam satu kalimat yang kuat, mudah diingat, dan quotable, maka gagasan-gagasan mereka hanya akan menumpuk di lemari perpustakaan. Atau menguap begitu saja di antara gagasan-gagasan lain.
Di pasar ide yang sangat berisik, tidak setiap gagasan dapat didengar orang. Apalagi di era media sosial seperti sekarang ini. Semua orang berbicara dan ingin didengar. Akibatnya, kita tidak mendengar apa-apa, karena memang tidak ada yang layak didengar.
Maka, kalau seseorang ingin gagasannya didengar di tengah gemuruh pasar, ia harus membuat dentuman. Semua orang akan tertegun. Mendengarkan. Dan terkesima. Lantaran apa yang dikatakannya benar-benar segar. Baru. Mendobrak kebekuan.
Semua orang akan menjadikannya sebagai kutipan favorit yang akan disebarkan pada orang lain, karena dia yakin bahwa gagasan itu sangat kuat dan perlu diketahui oleh orang lain sebagai inspirasi.
Saya termasuk orang yang senang mengumpulkan kutipan- kutipan yang kuat dan inspiratif, yang mampu mengubah sudut pandang terhadap suatu persoalan yang rumit.
Dalam beberapa tulisan Denny JA, saya menemukan kata-kata ini: “Agama-agama adalah warisan kultural milik bersama umat manusia.” Saya merasa mendapat pencerahan.
Kata-kata itu sangat kuat. Kata-kata itu mengubah perspektif tentang hubungan antaragama yang selama ini cenderung dilihat dalam bingkai teologi atau keimanan.