DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Menunggu Hasil Perang Melawan Korupsi Ala Presiden Prabowo Subianto

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Jika Prabowo sungguh ingin membawa Indonesia menjadi negara maju, ia tak punya pilihan selain menumpas korupsi hingga ke akar-akarnya.

Korupsi menghancurkan iklim investasi. Tak ada investor yang mau menanamkan modal jika hukum bisa dibeli.

Korupsi juga merusak layanan publik—jalan berlubang, puskesmas kosong, sekolah terbengkalai—bukan karena dana tak ada, tapi karena dana itu menguap sebelum tiba.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Penentu Utama Meraih Mimpi

Dan yang paling fatal: korupsi menghancurkan kepercayaan. Tanpa kepercayaan publik, APBN hanya akan menjadi angka dingin di atas kertas. Tanpa ruh. Tanpa daya hidup.

Berapa besar nilainya?

Kita bisa melihat skandal tata kelola minyak dan produk kilang PT Pertamina. Kejaksaan Agung mencatat, hanya dalam satu tahun—2023—kerugian negara mencapai Rp193,7 triliun. Jika dihitung sejak 2018 hingga 2023, nilainya diperkirakan mencapai Rp968,5 triliun. (1)

Baca Juga: Catatan Denny JA: Papua yang Luka dan Melahirkan Puisi

Jika memakai estimasi konservatif—seperti yang digunakan UNODC dan World Economic Forum—negara berkembang bisa kehilangan hingga 5% dari PDB karena korupsi. Maka, dengan PDB Indonesia tahun 2024 sebesar Rp22.000 triliun, potensi kebocoran bisa mencapai Rp1.100 triliun per tahun. (2)

Dana sebesar itu bisa menjadi napas panjang bagi pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial.

-000-

Baca Juga: Catatan Denny JA: Mengapa Bank Dunia Tempatkan Indonesia Negara Berpenduduk Miskin Keempat?

Empat Strategi Tambahan untuk Menancapkan Perang

Halaman:

Berita Terkait