DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Papua yang Luka dan Melahirkan Puisi

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Untuk Esther Haluk

ORBITINDONESIA.COM -  “Robek nuraninya dengan penamu,

bagi dukamu dengan untaian kata,

karena kata adalah senjata terakhirmu.”

— Esther Haluk

Di Papua, peluru kadang meluncur lebih cepat daripada keadilan. Tapi kata-kata, seperti yang ditulis Ester Haluk, melaju lebih jauh daripada peluru itu sendiri. 

Esther Haluk bukan hanya meratap, tapi melawan. Melalui puisi, ia mengajak rakyatnya untuk mengambil kembali ruang yang dirampas.  Bukan dengan amarah membabi buta, tapi dengan pena yang tajam dan hati yang jernih.

Puisi Esther bukan dari renungan di menara gading.  Ia anak kandung  jiwa yang sedang terkepung oleh pengalaman derita. 

Kalimat “robek nuraninya dengan penamu” adalah seruan untuk mengoyak diam yang selama ini menjadi warisan paksa. 

“Bagi dukamu dengan untaian kata”  menjadi ajakan membuka luka bersama, agar menjadi kekuatan kolektif. 

Halaman:

Berita Terkait