DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Papua yang Luka dan Melahirkan Puisi

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Ia tak sekadar bersuara. Ia membuat gema.

Esther Haluk bukan hanya perempuan Papua,

tapi wajah dari sebuah tanah yang menolak dikubur dalam diam.

-000-

Esther Haluk mengingatkan kita bahwa kata bukanlah pelarian. Ia adalah perlawanan. Ketika sejarah ditulis oleh penguasa, puisi seperti milik Ester menjadi kontra-narasi yang hidup.

Di tanah yang diberkati emas,

namun anak-anaknya kelaparan,

di tanah yang penuh tambang,

tapi rakyatnya ditambang air matanya,

puisi menjadi senjata terakhir.

Halaman:

Berita Terkait