DECEMBER 9, 2022
Internasional

90 Truk Bantuan PBB Berhasil Jangkau Warga Gaza, Akhiri Blokade 11 Pekan

image
Seorang pria menggendong anak perempuan yang terluka untuk mencari pertolongan pascaserangan udara Israel di kamp pengungsi Jabalia, Jalur Gaza utara, pada 21 Mei 2025. (Xinhua/Mahmoud Zaki)

ORBITINDONESIA.COM -- Bantuan pertama dalam 11 pekan terakhir telah berhasil menjangkau masyarakat Gaza, dengan bantuan yang mencakup pasokan nutrisi, tepung, obat-obatan, dan barang-barang penting lainnya, ungkap lembaga kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis, 22 Mei 2025.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA) menyampaikan bahwa sekitar 90 truk penuh muatan di pos pemeriksaan Kerem Shalom/Karem Abu Salem telah diberangkatkan ke berbagai tujuan, mengangkut pasokan bagi warga Gaza yang menghadapi ancaman kelaparan.

OCHA menguraikan bahwa hampir 20 truk, yang mengangkut sekitar 500 palet pasokan nutrisi, berhasil diturunkan dengan aman di gudang UNICEF di Deir al Balah, Gaza.

Baca Juga: PBB Serukan Peningkatan Pasokan Usai 5 Truk Bantuan Diizinkan Masuk ke Gaza

Bahan-bahan yang dikirim tersebut mencakup makanan terapeutik siap saji dan suplemen nutrisi berbasis lipid. Pasokan penyelamat nyawa tersebut sedang dibongkar dan dikemas ulang menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk dikirim ke puluhan titik distribusi.

Sejumlah toko roti di Gaza selatan dan tengah, yang didukung oleh Program Pangan Dunia (World Food Programme), telah melanjutkan kembali produksi roti, kata OCHA.

Toko-toko roti tersebut kini sudah beroperasi dan mendistribusikan roti melalui dapur-dapur umum. Namun, setelah blokade total selama hampir 80 hari terhadap bantuan kemanusiaan, keluarga-keluarga masih menghadapi tingginya risiko kelaparan, dan masih banyak lagi bantuan dibutuhkan di seluruh Gaza, imbuh badan kemanusiaan PBB tersebut.

Baca Juga: PM Spanyol Desak Eurovision Larang Partisipasi Israel di Ajang Tersebut karena Konflik Gaza

OCHA menekankan bahwa kuantitas pengiriman terbatas dan sama sekali tidak cukup untuk memenuhi skala dan cakupan kebutuhan 2,1 juta orang di Gaza. Pasokan dasar lainnya, seperti makanan segar, perlengkapan kebersihan, bahan pemurni air, dan bahan bakar untuk menghidupkan listrik di rumah sakit, belum diizinkan masuk ke Gaza selama lebih dari 80 hari.

Stephane Dujarric, kepala juru bicara (jubir) Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, menuturkan bahwa penting bagi truk-truk komersial untuk kembali beroperasi agar bisa memasok buah-buahan dan sayuran segar ke pasar.

Dujarric menyampaikan bahwa analisis terbaru dari komite Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (Integrated Food Security Phase Classification) menyimpulkan bahwa warga di seluruh Gaza berisiko dilanda kelaparan, dengan hampir 500.000 orang berada di ambang kelaparan.

Baca Juga: Menlu Spanyol, Jose Manuel Albares: Israel Seperti Ingin Ubah Gaza Menjadi Pemakaman Luas

Jubir sekjen PBB tersebut mengatakan bahwa para pekerja kemanusiaan di Gaza yang hendak bepergian menuju dan dari perlintasan Kerem Shalom harus melewati area militer Israel.

"Hal ini berarti tim kami harus menunggu, sering kali selama berjam-jam, hingga aktivitas militer berhenti sejenak demi keselamatan mereka hingga mendapatkan lampu hijau dari otoritas Israel dan bisa melanjutkan perjalanan," tutur Dujarric dalam taklimat pers rutin. "Kami juga perlu memastikan penggunaan rute yang aman dari Kerem Shalom dan seterusnya hingga Gaza, seperti yang telah kami lakukan tadi malam, Rabu (21 Mei 2025), dan berharap dapat melakukannya kembali hari ini (Kamis)."

Dujarric juga mengingatkan kepada para reporter bahwa operasi militer masih berlanjut di seluruh Jalur Gaza, dengan berbagai laporan tentang serangan, pengeboman, dan gempuran terbaru dari pasukan darat.

Baca Juga: UN Women: Lebih dari 28.000 Wanita dan Anak Perempuan Tewas di Gaza Sejak Oktober 2023

"Dalam beberapa hari terakhir, rekan-rekan kami di lapangan melaporkan bahwa tenda dan bangunan tempat warga berlindung telah diserang, menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa," urai Dujarric.

OCHA menyampaikan bahwa otoritas Israel harus memfasilitasi pergerakan konvoi kemanusiaan, termasuk dari Gaza selatan hingga Gaza utara, agar seluruh pasokan dapat menjangkau warga yang membutuhkan di mana pun mereka berada di Jalur Gaza.

Kantor PBB itu mengatakan bahwa Rumah Sakit Al Awda di Gaza utara mengalami kebakaran pada Kamis. Menurut laporan, kebakaran terjadi setelah serangan Israel. Melalui koordinasi dengan otoritas Israel, OCHA memfasilitasi akses bagi Pertahanan Sipil Palestina untuk menjangkau area tersebut.

Baca Juga: WHO: 94 Persen Rumah Sakit di Gaza Hancur atau Rusak Akibat Agresi Israel

Pertahanan Sipil Palestina pun menghabiskan waktu berjam-jam untuk memadamkan api. Menurut laporan awal, gudang obat-obatan di rumah sakit itu mengalami kerusakan parah.

OCHA juga mengatakan bahwa sumur-sumur air di beberapa area di Gaza ditutup karena tidak dapat dijangkau atau kekurangan bahan bakar. Kantor PBB itu menyampaikan otoritas Israel terus menolak upaya untuk mendapatkan bahan bakar dari area-area yang memerlukan koordinasi. ***

Halaman:
Sumber: Xinhua

Berita Terkait