DECEMBER 9, 2022
Internasional

PM Spanyol Desak Eurovision Larang Partisipasi Israel di Ajang Tersebut karena Konflik Gaza

image
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez. ANTARA/Anadolu/am.

ORBITINDONESIA.COM - Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez pada Senin, 19 Mei 2025 menyerukan agar Israel didiskualifikasi dari Kontes Lagu Eurovision (Eurovision Song Contest) selama Israel masih melanjutkan kampanye militernya di Gaza.

Berbicara dalam presentasi laporan bertajuk "Sektor Budaya dan Kreatif di Spanyol," Pedro Sanchez mengatakan bahwa Israel harus menghadapi konsekuensi yang sama dengan Rusia, yang dilarang ikut serta dalam kompetisi-kompetisi internasional, termasuk ajang Eurovision, menyusul konflik di Ukraina.

"Jika (Rusia) diharuskan mundur dari kompetisi internasional dan tidak diizinkan berpartisipasi dalam Eurovision, maka Israel juga seharusnya tidak diperbolehkan. Kita tidak bisa membiarkan adanya standar ganda dalam bidang kebudayaan," ujar Pedro Sanchez.

Baca Juga: Israel Tingkatkan Operasi Darat di Gaza dan Longgarkan Blokade di Tengah Krisis Kemanusiaan

Sanchez menekankan pentingnya konsistensi dalam menegakkan hukum internasional, seraya menegaskan bahwa Spanyol harus bersikap "teguh dan konsisten" dalam pendiriannya.

Pernyataan Sanchez tersebut disampaikan dua hari setelah babak final Eurovision digelar di Swiss. Austria memenangkan kontes itu, tetapi Israel berada di posisi kedua dengan perolehan suara publik terbanyak dalam voting yang dilakukan secara daring.

Jaringan televisi resmi milik pemerintah Spanyol, RTVE, yang menayangkan acara tersebut, dilaporkan telah diperingatkan oleh pihak penyelenggara agar tidak menyebutkan kampanye militer Israel di Gaza selama babak final setelah para komentatornya membahas konflik tersebut pada babak semifinal.

Baca Juga: PBB Serukan Peningkatan Pasokan Usai 5 Truk Bantuan Diizinkan Masuk ke Gaza

Sebagai respons, RTVE menampilkan sebuah pesan di layar sesaat sebelum siaran babak final, yang berbunyi "Mempertimbangkan hak asasi manusia, diam bukanlah pilihan. Perdamaian dan keadilan bagi Palestina" (In the face of human rights, silence is not an option. Peace and justice for Palestine).***

Sumber: Xinhua

Berita Terkait