Lomba Menulis Puisi Esai Berhadiah, Menyambut Festival Puisi Esai ASEAN ke-4 di Malaysia
- Penulis : Arseto
- Rabu, 30 April 2025 09:23 WIB

Kini generasi muda pun terlibat. Di Indonesia, Gol A Gong menyulut api itu lewat kanal Gol A Gong Kreatif. Rubrik khusus Gen Z mengundang karya dari Aceh hingga Papua. Luka dan harapan mereka menjelma puisi esai.
Salah satunya: Aqilah Mumtanzah dari Yogyakarta. Ia menulis puisi esai tentang gempa 2006 yang menewaskan lebih dari 6.000 orang. Tapi Aqilah tak menuliskan angka. Ia menulis tentang suara tangisan di reruntuhan. Tentang seorang anak yang mencari ibunya. Tentang doa yang melayang ke langit berdebu.
Di antara debu reruntuhan, puisi esai tak hanya membangunkan yang mati. la menjahit luka antar generasi: kakek yang bisu karena perang, cucu yang gagu oleh algoritma.
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Berhadapan dengan Makam Nabi Muhammad SAW
Seperti tangan nenek merajut tikar, kata-kata mereka menyambung benang waktu.
Di sini, sejarah bukan monumen dingin. Ia denyut nadi yang terus berdarah, menuntut kita mendengar bisikannya sebelum terlambat.
Di situlah kekuatan puisi esai: ia tak sekadar memuat fakta, tapi menghidupkan kembali kemanusiaan di balik fakta itu.
Yang menarik, banyak kreator kini bekerja bersama AI—termasuk Mila Muzakkar. Ia mengolah kisahnya dengan asisten cerdas buatan. Bukan untuk menggantikan kreativitas, tapi memperluas daya jelajah imajinasi.
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Gunung Batu Berseni Itu, Al Ula Saksi Sejarah
Dalam puisi esai, manusia dan mesin tak saling meniadakan. Mereka berkolaborasi. Sebuah proses kreatif baru yang lahir dari zaman ini.
Tahun ini, Festival Puisi Esai ASEAN juga membawa kabar baik: terbit mini antologi karya 63 penulis, disunting oleh Dhenok Kristianti.
Dalam bunga rampai itu hadir penulis senior, yang untuk pertama kali menulis dalam genre ini, seperti Okky Madasari, Gol A Gong, dan jurnalis Ahmadie Thaha.
Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Emha Ainun Nadjib, Penjaga Mata Air Spiritual Nusantara
Mereka membuka diri, menjelajah genre baru: puisi esai, hibrida antara puisi, cerpen, dan reportase kehidupan.