DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Menuju Perang Dingin 2.0, dan Kekalahan Amerika Serikat?

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Posisi Indonesia sebagai pemegang jalur perdagangan strategis. Lalu lintas perdagangan senilai lebih dari 5 triliun dolar AS melewati Selat Malaka setiap tahun. Ini harus menjadi fondasi diplomasi damai yang fleksibel.

Menjadi “jembatan perdamaian” tak cukup sekadar slogan. Ia sebuah praksis filosofis yang menjunjung tinggi prinsip non-blok, kemanusiaan universal, dan solidaritas global.

Lebih jauh dari aspek ekonomi, Indonesia mesti secara serius membangun soft power digital yang humanis. Dengan pengguna internet mencapai 215 juta jiwa atau 78 persen populasi pada 2023, bangsa ini punya kekuatan besar untuk mengubah teknologi menjadi instrumen kesejahteraan.

Baca Juga: Catatan Denny JA: 10 Pesan Spiritual Universal, Realitas Itu Bersifat Spiritual

Teknologi digital harus dirangkul sebagai perpanjangan tangan kemanusiaan. Ini kawasan dimana algoritma tak sekadar dingin menghitung data.

Tetapi teknologi tinggi ikut menjaga ingatan kolektif bangsa, menguatkan empati sosial, dan merayakan identitas budaya yang kaya.

Perlindungan lingkungan hidup hsrus pula menjadi prioritas. Krisis iklim global telah meningkatkan suhu rata-rata Bumi hingga 1,2 derajat Celsius pada tahun 2024 dibanding era pra-industri. Ini tidak bisa lagi dipandang sebatas kebijakan teknis.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Menyerukan Kebenaran dan Keadilan

Ia harus menjadi landasan filosofis pembangunan nasional. Indonesia, sebagai rumah bagi 10 persen hutan hujan tropis dunia, dengan keanekaragaman hayati nomor dua terbesar di dunia, perlu menegaskan komitmen ekologisnya sebagai perwujudan tanggung jawab moral terhadap generasi mendatang.

Budaya Nusantara, dengan lebih dari 1.300 kelompok etnis, 718 bahasa daerah, dan tradisi yang melintasi zaman, harus menjadi inti diplomasi yang membanggakan sekaligus rendah hati.

Kekayaan budaya ini adalah perwujudan filosofis dari toleransi, keterbukaan, dan kreativitas. Ini sebuah oase perdamaian di tengah kerasnya konflik global.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Janji Kampanye Donald Trump yang Menyulitkan Pemerintahan Baru

Visi baru menuju 2045 ini bukan sekadar menjadikan Indonesia negara yang besar secara angka. Tetapi negara kita perlu juga dihormati secara nilai.

Halaman:

Berita Terkait