DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Indonesia Belajar Dari Korea Selatan, Dari Puing-puing Perang Menuju Cahaya Peradaban

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Sebuah bangsa yang membangun bukan karena tak ada luka, tapi justru karena luka itu menjadi alasan untuk bangkit.

Indonesia perlu berani menyusun peta besar. Bukan hanya peta ekonomi, tetapi juga peta nilai: di mana martabat manusia menjadi pusat, pendidikan bukan sekadar tentang ijazah.

Pembangunan bukan hanya gedung tinggi, tetapi juga kualitas hidup. Kita butuh mimpi baru, bukan sekadar target pertumbuhan.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Kuputari Kakbah

Mimpi yang menyentuh jantung bangsa, yang menjadikan anak petani bisa bermimpi menjadi ilmuwan, dan seniman bisa percaya bahwa budayanya akan dijunjung, bukan dipinggirkan.

Jika Korea Selatan bisa memulai dari kehancuran dan membangun harapan yang kini dirayakan dunia, Indonesia pun bisa. Tapi hanya jika kita mulai hari ini.

Tidak dengan tergesa-gesa. Tapi dengan tekun. Tidak hanya dengan kebijakan, tapi juga dengan karakter.

Baca Juga: Catatan Denny JA: 10 Pesan Spiritual Universal, Realitas Itu Bersifat Spiritual

Peradaban tak dibangun dalam lima tahun. Ia disulam perlahan, lewat generasi yang mencintai negerinya bukan dengan retorika, tapi dengan kerja yang tak terlihat.

Tapi kita punya modal yang tak terukur: Jiwa gotong royong yang pernah menyatukan 17.000 pulau. Juga semangat Bandung yang pernah mengguncang kolonialisme.

Kita miliki pula DNA kreatif yang terpatri dalam batik, gamelan, sampai algoritma start up muda di SCBD.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Menyerukan Kebenaran dan Keadilan

Bukan waktunya meratapi apa yang tak kita miliki, tapi menata ulang apa yang sudah ada di bawah kaki.

Halaman:

Berita Terkait