Catatan Denny JA: Janji Kampanye Donald Trump yang Menyulitkan Pemerintahan Baru
- Penulis : Krista Riyanto
- Senin, 07 April 2025 17:49 WIB

Bukan karena Trump ingkar janji. Ia justru konsisten.
Yang salah adalah isi janjinya.
Amerika membayar mahal untuk ilusi kedaulatan ekonomi yang rapuh di hadapan realitas global. Dunia hari ini bukan benteng abad pertengahan. Ia adalah jaringan transparan.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Peta Jalan Agama di Zaman Artificial Intelligence
-000-
Filosofi dari kisah ini sederhana namun mendalam:
Janji politik bukan sekadar retorika kemenangan. Ia adalah benih realitas. Bila bibitnya busuk, pohonnya akan meracuni masa depan.
Baca Juga: Catatan Denny JA: In Memoriam Firdaus Ali, Semoga Nyanyimu Lebih Merdu di Samping-Nya
Tiga hal perlu dicamkan ketika merealisasikan janji kampanye:
1. Janji menentukan arah sejarah. Jika janji dibuat demi suara, bukan demi solusi, ia menjadi bom waktu kebijakan publik.
2. Keberanian mengubah janji bisa menjadi kebajikan. Tak semua janji harus ditepati jika realitas telah berubah. Justru pemimpin sejati tahu kapan harus menyesuaikan arah.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Sejarah Surat Cinta bagi yang Telah Tiada
3. Dunia saling terhubung. Satu janji nasional bisa mengguncang sistem internasional. Dalam era keterkaitan, janji yang salah bisa menjerat banyak bangsa.