Pengantar Denny JA Untuk Buku 10 Prinsip Spiritual yang Universal dari Agama Sebagai Warisan Kultural Milik Kita Bersama
- Penulis : Krista Riyanto
- Sabtu, 05 April 2025 18:30 WIB

Dan spiritualitas di zaman sekarang bukan tentang menjauh dari teknologi.
Bukan tentang membuang ponsel dan kembali ke hutan.
Tapi tentang mengolah koneksi menjadi kesadaran.
Artinya begini: setiap kali kita membuka media sosial, setiap kali kita melakukan scroll (mengusap layar ke atas untuk melihat lebih banyak konten), kita bisa bertanya dalam hati:
“Apakah ini membuat jiwaku lebih tenang? Atau justru menambah kecemasanku?”
Pertanyaan ini bukan sekadar puisi. Ilmu pengetahuan pun mengiyakannya.
Di bidang neurosains—ilmu yang mempelajari otak dan sistem saraf—penelitian menunjukkan bahwa ketika kita mengetik pesan dukungan untuk orang asing, seperti “tetap semangat ya,” atau “aku mendoakanmu,” otak kita melepaskan serotonin.
Itu zat kimia alami yang membuat kita merasa tenang dan bahagia.
Efeknya mirip dengan saat kita berdoa di tempat ibadah.
Itulah yang disebut para peneliti sebagai “doa jari.”
Sebuah bentuk ibadah baru yang lahir dari era digital.
Baca Juga: Inilah Pengantar dari Denny JA Untuk Buku Culture and Politics in Sumatra and Beyond
Layar gadget, seperti sungai dalam mitos Polynesia. Ia bisa menjadi pembawa kehidupan sebagaimana sungai pada ummnya. Atau ia membawa banjir, air bah yang menghancurkan.
Pilihannya ada pada kesadaran kita setiap kali membuka notifikasi.
-000-
Elise tak menjadi religius. Ia tidak berpindah iman.
Tapi ia berkata setelah enam bulan mengikuti klub meditasi: