Catatan Denny JA: Agama Bertahan Bukan Karena Kebenaran Fakta Sejarahnya
- Penulis : Krista Riyanto
- Rabu, 05 Maret 2025 14:10 WIB

Tetapi perbedaan itu tidak membuat salah satu keyakinan ini pudar. Fakta sejarah yang salah ternyata bisa tetap bertahan diyakini oleh lebih dari satu miliar manusia, dan lebih dari seribu tahun. Mengapa?
Karena yang dipertahankan bukanlah peristiwa historis, melainkan makna yang diambil dari kisah itu.
Dalam Kristen, kisah itu menegaskan perjanjian antara Tuhan dan bangsa Israel melalui keturunan Ishak.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Perempuan Menjadi Nahkoda Kapalnya Sendiri, 89 Tahun NH Dini
Dalam Islam, kisah itu menegaskan ketaatan Ibrahim dan Ismail, serta hubungan spiritual antara Ibrahim dan bangsa Arab.
Kisah itu bertahan bukan karena ia benar, tetapi karena ia membentuk identitas. Seperti mata air yang terus mengalir, kisah-kisah agama menemukan jalannya sendiri untuk tetap hidup dalam jiwa manusia.
-000-
Baca Juga: Catatan Denny JA: Menyambut Peluncuran Buku Puisi Esai Negara Dalam Gerimis Puisi Karya Isti Nugroho
Kebenaran bukanlah sesuatu yang sendirian. Ia harus dijaga oleh tembok yang kokoh. Agama tidak hidup dalam ruang kosong. Ia dipelihara oleh institusi:
Gereja dalam Kristen.
Masjid dalam Islam.
Wihara dalam Buddhisme.
Sinagoga dalam Yudaisme.
Di tempat-tempat itu, kisah-kisah suci bukan hanya diceritakan, tetapi diulang, dinyatakan kembali dalam ritus yang terus berjalan. Sejarah bisa pudar, tetapi ritus tetap hidup.
Di dalam gereja, kisah Yesus yang disalib tidak hanya dinyatakan dalam kitab suci, tetapi juga dalam seni, dalam musik, dalam doa, dalam perayaan.