Imajinasi Faktual dalam Lukisan Denny JA
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Minggu, 25 Agustus 2024 19:58 WIB
Hasil dari ujian itu bisa kita simak dalam beberapa lukisan ciptaannya, yang terwujud impresif.
Di kanvasnya tampak beterbangan lambang agama di dunia, yang selama ini mungkin enggan kita ketahui - selain lambang agama kita sendiri.
Bintang bulan lambang Islam. Salib berornamen lambang Kristen. Salib dengan gambaran Yesus perlaya lambang Katolik. Salib geometris lambang Protestan. Bintang cakra lambang Buddha.
Baca Juga: Mengapa Mengurung Pikiranmu di Sangkar: Pengantar Buku ke-5 Lukisan Artificial Intelligence
Lingkaran berbunga lambang Theravada. Bintang segi enam lambang Judaisme. Aksara suci Om lambang Hindu. Lingkaran bertitik dua lambang Tao. Gapura lambang Shinto. Telapak tangan bercahaya lambang Jainisme.
Bunga teratai lambang Mahayana. Dan seterusnya. Menarik, Denny punya ingatan untuk mengingatkan semua itu.
Menemukan “Lukisan Masa Depan”
Hasrat Denny mencipta lukisan-lukisan kontekstual seperti ini bagai menjawab tantangan STA (Sutan Takdir Alisyahbana). Syahdan pada 1982, STA menggelar pameran berjuluk “Lukisan Masa Depan” di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Di situ, STA mengatakan bahwa kebudayaan Renaissance telah sampai pada ujungnya, sehingga Kebudayaan Baru harus lahir. Kebudayaan Baru itu harus beranak Kesenian Baru, yakni kesenian yang secara jelas merefleksikan hati nurani manusia, dan merekam serta mendokumentasi suara-suara hati dan pikiran yang baik dan luhur.
Dengan begitu, seni harus berkonteks dengan suasana, situasi, dan kejadian di masyarakat. Lukisan-lukisan AI karya Denny adalah jawaban atas itu. Lukisan Denny adalah “lukisan masa depan” itu.
Baca Juga: 4 Lukisan Artificial Intelligence Denny JA: Ada Suara Tanpa Kata, Dengarlah
Sebagai catatan ujung, kita layak melihat kembali siapa Denny JA. Ia adalah pengamat sosial-politik-ekonomi dan pendiri Lingkaran Survei Indonesia. Sejak lama, sosok kelahiran Palembang 1963 ini memiliki minat seni.