DECEMBER 9, 2022
Kolom

Imajinasi Faktual dalam Lukisan Denny JA

Dan ini memang sejalan dengan makna kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia yang mengusung tema “Iman - Persaudaraan - Bela Rasa”. Faith - Fraternity - Compassion.

Denny memang berimajinasi. Namun melihat aspirasinya, dan meraba apa yang bakal muncul dalam peristiwa nyata, bukannya tidak mungkin sang khayal itu akan jadi “imajinasi faktual”.

Lantaran umumnya, yang digubah dalam seni bermuatan tanda-tanda zaman adalah realitas yang akan menjelma sebagai kejadian. Ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Marshall McLuhan: seniman adalah antenna of society, atau antena sosial.

Baca Juga: Mengapa Mengurung Pikiranmu di Sangkar: Pengantar Buku ke-5 Lukisan Artificial Intelligence

Perangkat Akal Imitasi sebagai Asisten Seni

Kembali kepada visualisasinya, sekali lagi, Denny menggubah lukisan-lukisan itu dengan menggunakan perangkat AI, atau Akal Imitasi, atau Artificial Intelligence.

Perangkat teknologi “radikal” yang banyak dibicarakan pada akhir-akhir ini, tapi belum terlampau banyak dilakukan orang untuk mencipta karya formal. Sehingga (selama ini) yang terlahir sekadar karya eksperimental. Tidak sebagaimana karya-karya Denny, yang seratus persen diposisikan sebagai cipta seni final.

Baca Juga: Mengapa Mengurung Pikiranmu di Sangkar?: Pengantar Buku Lukisan dengan Artificial Intelligence Karya Denny JA

Menarik diketahui, dalam melukis, Denny menggunakan banyak aplikasi yang berkait dengan AI. Aplikasi itu ketemu setelah ia melakukan percobaan berulang kali. Atas aplikasi yang diketemukan itu, ia lantas bisa membuat perintah lewat teks, sehingga muncul gambar dalam banyak variasi. 

Apabila wujud dari AI itu kurang cocok dengan gagasan yang terkonsep dalam pikirannya, setiap variasi bisa diperintahkan lagi, sehingga muncul variasi-variasi lain.

Begitu seterusnya. Jikalau ia menghendaki banyak unsur, maka unsur-unsur itu akan dicari dari aplikasi lain. Atau bahkan diambil dari footage atau gambar hasil rekaman sendiri yang ia punya. Atau yang sengaja ia beli, agar tidak melanggar hak cipta.

Baca Juga: 4 Lukisan Artificial Intelligence Denny JA: Ada Suara Tanpa Kata, Dengarlah

Semua unsur itu kemudian digabungkan, dan lantas dicetak di atas kanvas.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Berita Terkait