Denny JA Terbitkan Buku Puisi Esai ke-6 tentang Sisi Gelap Sejarah Kemerdekaan
- Penulis : Krista Riyanto
- Senin, 24 Juni 2024 10:31 WIB
https://www.facebook.com/share/p/eQeDxE5ACakEm6r4/?mibextid=K35XfP
Di Maluku, konflik antara Kristen dan Islam. Di Sampit, perselisihan berdarah antara suku Madura dan Dayak.
Di Lampung, konflik antara suku Lampung dan Bali.
Di Jakarta terjadi amuk masa terhadap etnik Tionghoa.
Sedangkan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, kasus pengungsian dari pemeluk Ahmadiyah.
-000-
Denny JA membandingkan betapa berbeda konteks sosial ketika ia menerbitkan buku puisi esainya yang ke-6 tahun 2024 dibandingkan buku puisi esainya yang pertama, "Atas Nama Cinta” (2012).
Ketika terbit buku puisi esainya yang pertama, beberapa tahun dari sana terjadi satu gelombang penolakan yang besar sekali. Ini terjadi setelah terbit satu buku yang berjudul "33 Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Sastra Indonesia”.
Dalam buku itu, Denny JA dimasukkan di sana sebagai satu dari 33 tokoh berpengaruh di dunia sastra. Denny JA tercatat ke dalam daftar karena ia membawa genre baru puisi esai.
Tapi sekarang, 12 tahun kemudian, ketika Denny JA menerbitkan buku puisi esainya yang ke-6, praktis tak ada lagi gelombang penolakan itu. Yang terjadi malah sebaliknya.