Penyesalan Bung Karno dan Ekspresi Puisi Esai: Pengantar Buku Yang Tercecer di Era Kemerdekaan (2024)
- Penulis : Krista Riyanto
- Senin, 10 Juni 2024 15:03 WIB
Kumpulan puisi esai di buku ini sejenis album foto untuk kembali melihat kenangan pahit di era seputar kemerdekaan Indonesia era tahun 1945. Ini bagian dari pertumbuhan kita sebagai bangsa, di masa yang sangat sulit.
Tapi apa itu puisi esai? Itu bentuk puisi yang menggabungkan aspek naratif dan esai dalam satu karya. Puisi esai tidak hanya mengekspresikan emosi dan perasaan, tetapi juga menyajikan fakta-fakta historis dan sosial yang mendasari cerita dalam puisi itu.
Ini elemen dasar yang membentuk puisi esai:
Baca Juga: Puisi Gol A Gong: Kopi Tubruk
Pertama: penggabungan fakta dan fiksi. Puisi esai menggabungkan elemen-elemen naratif yang bersifat fiksi dengan fakta-fakta historis atau sosial yang nyata.
Kedua: hadirnya catatan kaki. Puisi esai dilengkapi dengan catatan kaki yang menjadi ibu kandung puisi. Kisah sebenarnya yang difiksikan dalam puisi esai diwakili beritanya dalam catatan kaki itu.
Ketiga: narasi yang kuat. Puisi esai memiliki sebuah kisah, yang jelas dan kuat, mirip dengan esai, atau cerpen, atau novel. Tapi kisah itu disajikan dalam bentuk puisi yang mengedepankan keindahan bahasa dan ritme.
Baca Juga: Denny JA dan Lahirnya Angkatan Puisi Esai
-000-
Dalam buku ini, saya, Denny JA memperkenalkan jenis lain dari puisi esai. Yang di buku ini dirancang khusus untuk versi pendek saja. Jika dibacakan di panggung, atau di YouTube, hanya butuh waktu sekitar lima menit.
Meskipun lebih pendek, puisi ini tetap mengandung elemen-elemen puisi esai yang sama, seperti di atas. Ini hanya varian puisi esai saja.
Kini pertemuan komunitas puisi esai mulai rutin. Ada Festival Komunitas Puisi Esai Nasional. Ada Festival Puisi Esai ASEAN. Dua festival ini berlangsung setiap tahun.