DECEMBER 9, 2022
Puisi

Yang Tercecer di Era Kemerdekaan (11): Gadis Belanda Mencari Neneknya Orang Cimahi

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Oleh Denny JA

ORBITINDONESIA.COM - Ketika Belanda menjajah Indonesia, 1819-1942, banyak  perempuan pribumi menjadi pembantu mereka, sekaligus istri tak resmi, yang kemudian disebut nyai. Tapi nyai tak memiliki hak apapun terhadap anak yang mereka lahirkan.

-000-

Bangunan itu sudah banyak berubah.
Dulu, enam puluh tahun lalu, di tahun 1940, di sana, hanya ada  warung makanan, dari bambu.
Dan sebuah kisah cinta.
Cinta yang tak biasa.

Fagal, Gadis Belanda, di tahun 2000, sudah cukup lama, berdiri menatap bangunan itu, di Cimahi, Jawa Barat.

Dibandingkannya bangunan itu dengan foto hitam putih lama, yang sudah menguning.
Jauh berbeda.

Tapi aura masa silam, masih terasa.
Angin mengantar suasana tahun 1940.
Seorang perempuan Sunda menjual makanan, bernama Elis.
Dan lelaki Belanda, di sana, menghirup kopi.

Lalu mereka tinggal serumah.
Lahirlah Marteen.
Marteen itu Ayah Fagal.

Tapi di manakah Elis kini?
Jika masih hidup, Elis berusia 80 tahun.
Fagal datang menyusuri.
Mencari Elis, neneknya.

Usia Maarten baru dua tahun, 
ketika Jepang datang, di tahun 1942.
Kakek membawa Maarten pulang ke Belanda.
“Aku akan ke sini lagi,
jika Jepang pergi.”
Hanya itu yang dikatakan kakek kepada Elis.

Halaman:
1
2
3
4

Berita Terkait