DECEMBER 9, 2022
Kolom

Denny JA dan Lahirnya Angkatan Puisi Esai

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Pada tahun 2019 terbit buku Gerakan Besar Puisi Esai Indonesia: Suara Batin Indonesia di 34 Provinsi dalam 34 Puisi Esai. Buku ini merupakan puisi esai terpilih dari 107 puisi esai dari 34 provinsi di Indonesia yang terbit sebelumnya.

Sementara dari 2012, 2013, 2014 hingga 2019 sudah banyak hal terjadi dalam perpuisiesaian.

Pendek kata, dalam sastra Indonesia selama rentang 12 dan 24tahun setelah Angkatan 2000 boleh dibilang secara besar-besaran diisi oleh fenomena baru, yakni “Puisi Esai.”

Baca Juga: Puisi Esai Berkembang Pesat di Malaysia, Denny JA Diterima Ketua Menteri Datuk Seri Hajiji Noor di Kota Kinabalu

Bahkan, pro-kontra serta kehebohan yang diakibatkan oleh puisi esai melampaui semua perdebatan angkatan sastra di Indonesia digabung menjadi satu.

Jika mengacu pada pendapat H.B. Jassin tentang angkatan sastra, maka angkatan sastra Indonesia selepas angkatan 2000 kelihatannya tidak bisa lain selain puisi esai.

Mungkin akan timbul pertanyaan, mungkinkah suatu angkatan sastra dilahirkan tidak secara alamiah melainkan by design. Meskipun pertanyaan semacam ini tidak layak dikemukakan, namun dengan mudah dapat dijawab: bisa!

Baca Juga: Melawan Diskriminasi dengan Puisi: Kata Pengantar Denny JA untuk Kumpulan Puisi Anti Diskriminasi dan Pro Toleransi

Sekalipun demikian, untuk menentramkan fihak-fihak yang bersikeras pada kealamiahan, puisi esai punya jawaban meyakinkan, yakni Sabah!

Gerakan puisi esai di Sabah, Malaysia, boleh dikatakan berjalan secara alamiah berkat ketertarikan dan keberanian—jika bukan kenekatan—Datuk Jasni Matlani.

Puisi esai, ternyata agak diam-diam tapi meyakinkan berkembang pesat di Sabah dan meluas ke beberapa wilayah Malaysia, selain ke Brunei Darussalam, Thailand, dan Singapura hingga kemudian menjadi gerakan besar pula.

Baca Juga: Puisi Gol A Gong: Kopi Tubruk

Tidak kurang dari Sabah pula lah yang pertama kali menyelenggarakan Festival Puisi Esai yang kini sudah memasuki festival puisi esai ketiga.

Halaman:
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Berita Terkait