DECEMBER 9, 2022
Kolom

Denny JA, Fernando Botero, dan Lukisan Artificial Intelligence di Mahakam 24 Residence Jakarta

image
Lukisan Artificial Intelligence karya Denny JA dipamerkan di Mahakam 24 Residence (OrbitIndonesia/kiriman)

Oleh Amelia Fitriani

ORBITINDONESIA.COM - Ada kesamaan antara Fernando Botero, pelukis ternama asal Kolombia yang saya kagumi, den Denny JA, tokoh top Indonesia di bidang konsultan politik, kepenulisan, dan seni budaya, tentang lukisan. Setidaknya tentang substansi lukisan.

Botero dan Denny JA, menurut saya, sama-sama mempunyai pandangan bahwa karya seni harus memberikan kesenangan.

"Art was created to give a pleasure". Begitu pandangan Botero yang kerap dia gaungkan dalam banyak kesempatan semasa hidupnya.

Fernando Botero banyak dikritik soal pandangannya ini. Tapi dia bergeming. Bahkan beberapa bulan sebelum kematiannya di akhir 2023, dalam sebuah wawancara dengan The New York Times, dia bersikukuh dengan pandangannya itu.

Denny JA juga memiliki pandangan serupa, dengan cara yang berbeda, yakni melukis dengan bantuan artificial intelligence (AI).

Hal ini dibuktikan dengan jumlah karya lukis yang telah ia lahirkan, mencapai ratusan buah lukisan.

"Kutiupkan nafasku dan emosi ke dalam lukisan yang dibantu oleh Artificial Intelligence" begitu kutipan Denny JA yang tertulis di atas kanvas dan dipajang di sudut Mahakam 24 Residence, yang saya lihat di sana awal Juni 2024 ini.

Kutipan tersebut menunjukkan bahwa lukisan AI adalah cara Denny JA mengemas keresahan, cara pandang dan narasi dalam bentuk seni yang indah untuk memberi kesenangan kepada siapapun yang melihatnya.

Namun berbeda dari Botero, lukisan Denny JA tidak dipajang di galeri seni ataupun museum, melainkan di hotel.

Halaman:
1
2
3
4
5

Berita Terkait