Catatan Denny JA: Minyak dan Takhta Zaman, Ketika Dunia Digerakkan Oleh Hitamnya Energi
- Penulis : Krista Riyanto
- Selasa, 01 Juli 2025 06:39 WIB

Buku ini bukan sekadar kisah minyak. Ia adalah kisah kekuasaan umat manusia. Ia mengisahkan bagaimana minyak menjadi darah industri, bahan bakar perang, motif penjajahan, dan kunci diplomasi.
-000-
Titik Awal—Titusville, Rockefeller, dan Revolusi Industri
Baca Juga: Catatan Denny JA: Bunga Rampai 100 Tahun Arsitektur Perjuangan dan Jejak Rasa Kuliner
Minyak mengubah dunia pertama kali bukan di Timur Tengah, tapi di Amerika.
Kisah bermula dari Titusville, Pennsylvania, 1859. Edwin Drake mengebor sumur minyak pertama dengan teknik modern.
Sebelumnya, minyak keluar dari tanah seperti luka bumi yang tak terawat. Digunakan sebagai obat tradisional, tak ada yang membayangkan minyak akan menggantikan lemak paus dalam pelita rumah-rumah.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Israel Melawan Iran, Perang Strategis, Ideologis, Bahkan Spiritual
Hingga datang John D. Rockefeller.
Pria tenang dan religius ini mendirikan Standard Oil dan membangun imperium melalui integrasi vertikal—menguasai sumur, kilang, dan distribusi.
Pada puncaknya, ia mengendalikan 90% pasar minyak AS. Ia menjadi arsitek pertama dari kapitalisme global yang terstruktur.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Sejarah tak Menceritakan yang Sebenarnya
Namun kekuasaan yang terlalu besar menimbulkan perlawanan. Pada 1911, Mahkamah Agung AS membubarkan Standard Oil menjadi 34 perusahaan kecil, yang kemudian melahirkan raksasa seperti Exxon dan Chevron.