Catatan Denny JA: Minyak dan Takhta Zaman, Ketika Dunia Digerakkan Oleh Hitamnya Energi
- Penulis : Krista Riyanto
- Selasa, 01 Juli 2025 06:39 WIB

Ia adalah kehancuran dan penyelamatan. Siapa menguasai alirannya, mengendalikan arah zaman.
Tak heran, di abad ini, peta kekuasaan digambar ulang—bukan di atas meja perundingan, tapi dari bawah tanah yang berlumur minyak.
Menyelami hubungan antara minyak, bisnis, dan politik, kita pun menjangkau inti sumsum tulang dari politik global.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Bunga Rampai 100 Tahun Arsitektur Perjuangan dan Jejak Rasa Kuliner
-000-
Api di Langit Khorramshahr
Di kota Khorramshahr yang compang-camping pascaperang Iran–Irak (1980–1988), seorang anak bernama Arash duduk di atas reruntuhan rumah.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Israel Melawan Iran, Perang Strategis, Ideologis, Bahkan Spiritual
Di langit senja, api dari sumur minyak yang terbakar memantul di bola matanya. Langit tampak seperti lembaran besi merah membara.
Arash tak tahu apa arti kata “minyak”, tapi semua orang menyebutnya. Ayahnya tewas di kilang, ibunya menjual roti yang kini harganya melambung karena embargo.
Ia tak mengerti ekonomi dunia, tapi ia merasakan lapar yang tak bisa dijelaskan oleh teori apa pun.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Sejarah tak Menceritakan yang Sebenarnya
Kelak, ia tahu: hidupnya adalah bagian dari sejarah global yang ditulis Daniel Yergin dalam The Prize: The Epic Quest for Oil, Money & Power (1990).