DECEMBER 9, 2022
Teknologi

Ilmuwan Australia Kembangkan Metode Ekstraksi Emas Berkelanjutan dari Limbah Elektronik

image
Emas yang diperoleh dari limbah elektronik dalam sebuah studi terlihat di Universitas Flinders di Adelaide, Australia Selatan, pada 21 Maret 2024. (Xinhua/Universitas Flinders)

ORBITINDONESIA.COM -- Sejumlah ilmuwan Australia mengembangkan metode yang lebih berkelanjutan untuk mengekstraksi emas dari bijih maupun limbah elektronik, yang berpotensi mengubah proses pemulihan emas sambil mengurangi dampak lingkungan.

Dengan limbah elektronik global mencapai 62 juta ton pada 2022, metode baru ini menawarkan cara menjanjikan untuk memulihkan emas dan mengurangi ketergantungan pada pertambangan yang merusak, serta membantu mengatasi tantangan limbah elektronik yang terus meningkat, menurut rilis dari Universitas Flinders di Australia Selatan pada Kamis, 26 Juni 2025.

Teknik ini menggunakan disinfektan murah dan mudah diperoleh, yaitu asam trikloroisosianurat, yang diaktifkan oleh air garam, untuk melarutkan emas tanpa menghasilkan limbah beracun seperti sianida atau merkuri, menurut rilis tersebut.

Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian Tembus Hingga Rp1,942 Juta per Gram pada Sabtu, 12 April 2025

Setelah melarutkan emas, sebuah polimer kaya sulfur yang disintesis dengan sinar UV secara selektif mengikat emas dari campuran kompleks (seperti limbah elektronik). Polimer ini kemudian dipanaskan untuk melepaskan emas dan meregenerasi monomer yang dapat digunakan kembali, memungkinkan proses pemulihan sirkular, menurut studi yang dipublikasikan di Jurnal Nature Sustainability.

Metode ini menawarkan alternatif yang lebih aman terhadap penggunaan sianida dan merkuri yang beracun dalam pertambangan emas, mengurangi risiko bagi ekosistem dan komunitas, serta sangat bermanfaat bagi para penambang skala kecil yang sering menggunakan merkuri, menurut tim lintas disiplin di Universitas Flinders.

Tim ilmuwan Universitas Flinders telah menguji teknik ini pada sampel bijih dari mitra internasional, dengan tujuan mendukung para penambang tersebut melalui proses pemulihan emas yang efektif dan tidak berbahaya.

Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian Meroket, Tembus Hingga Rp2,004 Juta per Gram

"Dengan permintaan emas yang terus meningkat dari sisi teknologi dan kebutuhan sosial, semakin penting untuk mengembangkan metode yang aman dan fleksibel untuk memurnikan emas dari berbagai sumber," ujar Lynn Lisboa, salah satu penulis utama studi ini sekaligus rekan peneliti pascadoktoral di Universitas Flinders.***

Sumber: Xinhua

Berita Terkait