DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Artificial Intelligence tak Membunuh Penulis, tapi Mengubahnya

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Agar bertahan, mereka harus bertransformasi.

Menjadi bukan sekadar penulis, tapi arsitek narasi yang bekerja bersama mesin. Mereka menyunting tulisan AI, menambahkan emosi, konteks lokal, dan suara khas yang tak bisa dipalsukan.

Mereka membangun sistem distribusi langsung—komunitas pembaca yang loyal. Masih ada penulis yang menjual karya bukan melalui toko buku, tapi melalui kanal yang mereka bangun sendiri.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Tafsir yang Berbeda tentang Kurban Hewan di Era Animal Rights

Strateginya:

*Menjadi kurator AI: menyaring, mengedit, dan menanamkan jiwa ke dalam teks dingin.

*Menjual otentisitas: karena suara unik tak bisa diduplikasi.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Puisi, dan Apapun, tak Pernah Cukup, Lalu Mengapa Lahir Puisi Esai

*Membangun ekosistem sendiri: komunitas, kanal distribusi, hingga monetisasi melalui kelas, forum, atau merchandise.

2. Penulis Pencerah

Mereka menulis bukan karena dibayar, tapi karena tak bisa tidak menulis.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Elon Musk Akhirnya Meninggalkan Donald Trump

*Menulis sebagai doa.

Halaman:

Berita Terkait