DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Elon Musk Akhirnya Meninggalkan Donald Trump

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Kedua, keberadaan pengusaha dalam sistem bisa memicu konflik kepentingan. Ketika kebijakan berdampak langsung pada bisnisnya, niat baik pun akan dicurigai.

Seberapa jernih keputusan bisa diambil ketika laba dan negara saling bersinggungan?

Namun, risiko itu mungkin berubah ketika sang pengusaha bukan lagi penasihat—melainkan presiden.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Puisi Menjadi Saksi Zaman

Di posisi itu, ia bisa menguji apakah visi bisnis bisa menjelma menjadi visi negara. Apakah keberanian mencipta roket juga bisa mencipta keadilan?

Sejarah menyimpan banyak tokoh yang melangkah dari dunia usaha ke kursi kekuasaan. Beberapa gagal. Beberapa mengubah dunia.

Contoh pengusaha yang sukses di pemerintahan: Michael Bloomberg (Walikota New York), Sebastián Piñera (Presiden Chile).

Baca Juga: Catatan Denny JA: Merekam Sejarah dan Makna Melalui Lukisan

Contoh yang gagal: Thaksin Shinawatra (Thailand, digulingkan), Ricardo Martinelli (Panama, dipenjara).

Elon Musk sudah mencoba dari dalam sistem. Ia keluar bukan karena kalah. Tapi karena ia sadar: masa depan tak bisa dilahirkan di dalam ruang yang menolak untuk berubah.

Dan mungkin, dari kejauhan, ia sedang merancang bukan hanya mobil tanpa supir atau koloni di Mars—melainkan fondasi baru bagi sebuah peradaban.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Berbakatkah Saya Menjadi Orang Kaya?

Bukan dari ruang oval. Tapi dari tempat yang lebih tinggi. Dan bagi Elon Musk, nampaknya tempat yang lebih tinggi itu, saat ini, bukan Gedung Putih.

Halaman:

Berita Terkait