Catatan Denny JA: Kampanye Negatif untuk Terpilih Menjadi Pemimpin
- Penulis : Krista Riyanto
- Jumat, 23 Mei 2025 19:44 WIB

Suara narator yang dingin, gambar mugshot Horton yang ditampilkan berulang kali, seolah menghipnotis pemirsa.
Wajah Horton yang gelap, bengis, dan beku, ditanamkan dalam pikiran publik sebagai lambang teror, sebagai akibat dari kebijakan seorang pemimpin yang dianggap “terlalu lunak terhadap kriminal.”
Iklan ini adalah mahakarya dalam dunia kampanye negatif karena ia meramu tiga elemen secara presisi:
Baca Juga: Catatan Denny JA: Penentu Utama Meraih Mimpi
1. Isu kebijakan nyata dan faktual — program furlough memang ada.
2. Framing visual yang kuat dan emosional — wajah Horton tampil sebagai simbol.
3. Pemicu rasa takut terdalam pemilih — tentang keluarga mereka, rumah mereka, anak-anak mereka.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Papua yang Luka dan Melahirkan Puisi
Dan dalam politik, ketakutan yang dirasa sebagai ancaman nyata lebih kuat dari janji perubahan yang bersifat abstrak.
-000-
Apa yang terjadi selanjutnya adalah salah satu comeback paling dramatis dalam sejarah kampanye modern.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Mengapa Bank Dunia Tempatkan Indonesia Negara Berpenduduk Miskin Keempat?
Polling Gallup mencatat perubahan cepat dalam waktu singkat: