DECEMBER 9, 2022
Kolom

Puisi Denny JA di Makamku

image
Denny JA

Itulah puisi sahur pertama Denny JA di Ramadhan 5 tahun lalu. Selama bulan puasa itu, ia menulis 30 puisi esai yang sangat indah. Tentang manusia dan Tuhannya; tentang cinta dan duka; tentang mushala dan gereja; tentang api dan sepi; tentang toleransi dan benci, dan tentang segalanya yang menerpa hati. 

Lalu, siapa sosok Darta dalam 30 puisi mini  “Sahur Ramadan” Denny itu? Sang Budha Sidarta Gautama yang meninggalkan istana untuk mencari makna hidup? Bisa jadi, ya. Tapi Darta juga bisa aku, kamu, dan kita semua. 

Akhirnya, bila Budiman Sudjatmiko di saat kematiannya ingin diiringi lagu-lagu Koes Plus dengan segala romantikanya, sunggguh aku dalam suasana yang sama,  ingin dibacakan 30 puisi mini dari buku “Jiwa yang Berzikir” karya Denny JA. Aku membayangkan di alam sana, betapa indahnya pembacaan puisi sufistik karya Denny  bila diiringi lantunan salawat  Nabi dari Gus Aldi!

Baca Juga: Puisi Esai Mila Muzakkar: Pejuang Keadilan Itu Bernama Marsinah

*Syaefudin Simon adalah kolumnis dan penulis Satupena.***

Halaman:

Berita Terkait