DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Mengukur Batin Manusia, Dulu dan Sekarang

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Sarah terdiam. Air matanya mengalir.

“Kalau boleh, ceritakan satu hal kecil yang masih membuatmu bertahan,” kata konselor virtual dalam diskusi online itu lagi.

Sarah mengetik perlahan: “Aku masih ingin melihat adikku lulus sekolah.”

Baca Juga: Catatan Denny JA: Titiek Puspa dan Hidup yang Jenaka

Satu percikan cahaya.

Di ujung percakapan, Sarah tidak langsung sembuh. Tapi malam itu, untuk pertama kalinya setelah berminggu-minggu, ia memeluk dirinya sendiri .  

Percakapan itu mengingatkannya masih ada sebuah harapan. 

Baca Juga: Catatan Denny JA: 10 Pesan Spiritual yang Universal Masuk Kampus

Seperti Lucien kecil di Paris, setiap manusia membawa dunia batinnya sendiri. Itu memang  tak kasat mata, tak sepenuhnya bisa diukur.

Namun ia bisa disentuh, didengarkan, dan dipahami dengan cinta.

Sejarah tes psikologi adalah sejarah cinta manusia terhadap dirinya sendiri: cinta yang ingin memahami, bukan menghakimi.

Baca Juga: Catatan Denny JA: 100 Tahun Ahmadiyah, Bendera Merah Putih di Tempat Pengungsian

Kita terus bertanya: “Apakah aku hanya angka dalam skala? Apakah aku hanya pola dalam big data?”

Halaman:

Berita Terkait