DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Mengukur Batin Manusia, Dulu dan Sekarang

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Aplikasi berbasis AI tak hanya membaca ekspresi wajah, intonasi suara, ketukan jari, tetapi juga memprediksi arah suasana hati, dan menawarkan intervensi seketika.

Namun setiap kemajuan membawa tanya: Apakah algoritma mampu membaca kesedihan yang membatu di dada seorang ibu yang kehilangan anak?

Apakah ia mampu mendengar bisu cinta dua kekasih yang dipisahkan perang?

Baca Juga: Catatan Denny JA: Titiek Puspa dan Hidup yang Jenaka

Kita bergerak maju, namun jiwa manusia tetaplah misteri: tak seluruhnya bisa dihitung, dikalkulasi, atau dikuantifikasi.

-000-

Sebuah percakapan virtual ini dapat kita bayangkan, terjadi di subuh hari pukul 2.15, di pojok sebuah kamar di Jawa Timur.

Baca Juga: Catatan Denny JA: 10 Pesan Spiritual yang Universal Masuk Kampus

Malam itu, Sarah, 27 tahun, mengisi DASS-21 di aplikasi Knowing Myself + Healing dari LSI Denny JA. Skor depresinya tinggi: 35.

Ia menulis, “Aku merasa seperti berjalan di dalam kabut, tanpa arah, tanpa alasan.”

Tak lama, aplikasi membuka ruang teks untuk healing.

Baca Juga: Catatan Denny JA: 100 Tahun Ahmadiyah, Bendera Merah Putih di Tempat Pengungsian

Seorang konselor virtual menyapa: “Sarah, mungkin dunia tak selalu bisa memelukmu. Tapi malam ini, izinkan aku mendengarkan hatimu.”

Halaman:

Berita Terkait