DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Mengukur Batin Manusia, Dulu dan Sekarang

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Alfred Binet dan Théodore Simon menciptakan Skala Binet-Simon, tes inteligensi pertama.

Bukan untuk menghukum anak-anak lambat,

melainkan untuk menyelamatkan potensi yang tersembunyi.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Titiek Puspa dan Hidup yang Jenaka

Tes ini membedakan antara keterlambatan sosial dan keterbatasan biologis.

Pendidikan berguncang: bakat dan potensi kini bisa diungkap sejak dini, bukan lagi hanya bergantung pada status sosial.

Ketika Perang Dunia I meletus, dunia membutuhkan klasifikasi cepat atas jutaan tentara. Tes ini bertransformasi menjadi Stanford-Binet Intelligence Scale. Di tangan Lewis Terman, tes ini menjadi standar emas selama puluhan tahun juga untuk orang dewasa.

Baca Juga: Catatan Denny JA: 10 Pesan Spiritual yang Universal Masuk Kampus

Di sini, pengukuran batin mulai digunakan bukan hanya demi kasih sayang, tetapi juga demi efisiensi industri, bahkan untuk perang.

-000-

Tahap Ketiga: Perkembangan Tes Kepribadian dan EQ (Pertengahan Abad ke-20)

Baca Juga: Catatan Denny JA: 100 Tahun Ahmadiyah, Bendera Merah Putih di Tempat Pengungsian

1943. Dunia baru saja terbangun dari mimpi buruk perang dunia kedua.

Halaman:

Berita Terkait