Catatan Denny JA: Indonesia Perlu Belajar Dari United Emirat Arab, Dari Gurun Pasir ke Pusat Dunia
- Penulis : Krista Riyanto
- Selasa, 08 April 2025 17:14 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Negara besar bukan warisan sejarah. Ia adalah puisi masa depan yang ditulis dengan kerja hari ini, dan dimulai dari sebuah mimpi yang berani.
Mempelajari sukses United Emirat Arab (UEA), saya teringat negeri sendiri: Indonesia.
Tahun 1971, tujuh emirat kecil di bawah bayang-bayang Inggris memutuskan menyatukan diri. Uni Emirat Arab pun lahir. Waktu itu, sebagian besar wilayah hanyalah padang pasir dan pemukiman kecil nelayan dan pedagang.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Peta Jalan Agama di Zaman Artificial Intelligence
Dubai adalah kota pelabuhan yang relatif lebih maju. Tapi yang lainnya? Hanya hamparan pasir dan suhu ekstrem. PDB-nya tak seberapa, penduduknya kurang dari satu juta.
Namun, dunia berubah dengan cepat. Dan salah satu kisah transformasi paling dramatis dalam sejarah manusia modern terjadi di sini. Di bawah langit Arab, di tengah padang pasir, kawasan ini menjelma menjadi kota futuristik.
Apa yang terjadi?
Baca Juga: Catatan Denny JA: In Memoriam Firdaus Ali, Semoga Nyanyimu Lebih Merdu di Samping-Nya
-000-
Minyak, Tapi Bukan Sekadar Minyak.
Banyak negara menemukan minyak. Tapi tak semua berhasil menggunakannya untuk membangun masa depan.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Sejarah Surat Cinta bagi yang Telah Tiada
UEA, terutama Abu Dhabi, punya cadangan minyak besar. Namun pemimpinnya sadar bahwa minyak adalah berkah sementara.