Pencarian Identitas, dan Burung Gagak Ingin Menjadi Merak: Pengantar dari Denny JA Untuk Buku Puisi Esai Mahwi Air Tawar
- Penulis : Krista Riyanto
- Rabu, 26 Februari 2025 08:38 WIB

Setiap puisinya membawa pembaca ke dalam dunia yang reflektif, emosional, dan menggugah kesadaran.
Dengan bahasa yang mengalir dan simbolisme yang kuat, buku ini mengajak kita untuk melihat kembali nilai-nilai tradisional dalam perspektif yang lebih luas.
Ia juga mengajak kita merenungkan makna perubahan, keterasingan, dan keindahan dalam menerima diri sendiri.
-000-
Pada akhirnya, baik burung gagak yang ingin menjadi merak maupun Gregor Samsa yang berubah menjadi serangga menghadapi nasib yang sama: keterasingan.
Bukan perubahan itu sendiri yang menghancurkan mereka. Yang jauh lebih luka adalah kehilangan jati diri di tengah perubahan itu.
Gagak mengejar keindahan, tetapi kehilangan rumah. Gregor berubah, tetapi kehilangan cinta. Mereka sama-sama terlempar ke dunia yang tak lagi mengenali mereka.
Yang lebih menyakitkan, dunia yang tak ingin mengenali mereka lagi.
Ini adalah paradoks identitas: kita mendamba kebebasan dari diri sendiri, tetapi dalam pelarian itu, justru kehilangan satu hal yang paling mendasar: rasa memiliki.
Mungkin, pertanyaannya bukan lagi tentang siapa kita ingin menjadi, tetapi sejauh mana kita bisa menerima diri kita sendiri.