Puisi
Puisi Esai Denny JA: Seorang Ibu di Kaki Mao Zedong
- Penulis : Krista Riyanto
- Sabtu, 22 Februari 2025 08:47 WIB

(OrbitIndonesia/kiriman)
“Inilah musuh revolusi,
pencuri pangan rakyat!”
Seorang pria maju, wajahnya keras,
menampar ibu yang ringkih.
Ibu jatuh.
Tanah berdebu menempel di pipinya.
Tapi bibirnya masih menyebut nama anak-anaknya:
“Makanlah,” bisiknya dalam hati.
“Ibu akan baik-baik saja.”
-000-
Aku melihat mata anak-anaknya di kerumunan.
Mereka menggigit bibir, menahan tangis.
Di sana, menangis pun dianggap penghinaan.
Malam itu, ibu kembali,
bukan sebagai perempuan yang kalah,
tapi sebagai ibu yang sudah memutuskan segala.
Di meja kayu yang rapuh,
ia menuangkan sisa makanan ke tiga mangkuk.
Anak-anaknya mengunyah dengan mata terpejam.
Rasa jagung itu adalah surga.