Puisi Esai Denny JA: Pemberontakan Para Budak
- Penulis : Krista Riyanto
- Selasa, 18 Februari 2025 08:07 WIB

Puisi esai seri Yang Menggigil di Arus Sejarah (9)
ORBITINDONESIA.COM - Pada tahun 1831, di Amerika Serikat, pemberontakan para budak bisa ditumpas. Tapi api kehendak bebas terus menjalar. (1)
-000-
Aku ada di sana.
Di bawah matahari yang membakar.
Di tengah hamparan kapas putih.
Di antara tubuh-tubuh yang membungkuk.
Punggung dihiasi luka.
Hidup ditakar seperti ternak.
Aku mendengar suara cambuk melayang.
Menghantam punggung ayahku.
Mengiris kulit saudara-saudaraku.
Di mataku, ibu menangis dalam diam.
Sambil menggenggam tangan kecil adikku,
yang esok mungkin tak lagi ada di sisinya.
Di pasar perbudakan,
Anak-anak dipisahkan dari ibunya,
Suami dipisahkan dari istrinya.
“Jangan pisahkan aku,
dengan bocahku,”
Ibu menangis, menjerit.
Tangan ibu mengejang,
seperti akar yang mencengkeram tanah kering.
Tapi tangan besi itu mencabutnya dengan sekali ayun.