DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Denny JA: Kubawa Cincin Janjiku

image
Puisi Denny JA: Kubawa Cincin Janjiku (istimewa)

Dan cincin itu,
tetap menggantung di saku Anwar,
sebuah janji yang terlambat,
menunggu untuk dipulangkan.

Dengan tangan yang kini bergetar,
Anwar menggali di bawah pohon akasia,
mengubur cincin itu di samping nisan.

“Farah,” ia berbisik,
“cincin ini milikmu,
cintaku yang tertahan di ujung janji,
kini pulang ke tanah, ke keabadianmu.”

Baca Juga: Puisi Denny JA Warnai Perayaan Natal Komunitas Lintas Agama di Indonesia

Angin malam berembus pelan,
membawa daun-daun jatuh yang berserakan,
seperti harapan yang pudar dalam diam.

Tak ada yang bisa mengembalikan Farah,
tapi cinta yang telah terhanyut sejarah,
akhirnya tersampaikan, dalam tenang dan hening.

Langkah Anwar meninggalkan tanah itu,
namun hatinya tertinggal di sana,
di bawah pohon akasia yang memeluk kenangan,
di bawah langit Jakarta yang dulu memanggilnya pulang.

Baca Juga: Syaefudin Simon: Puisi Denny JA di Makamku

Anwar tahu,  
meski sejarah mengoyak cinta,  
ada janji yang tak pernah hilang,  
ada cinta yang selalu mencari jalan pulang,  
seperti air yang tak pernah lelah mengejar laut.

Jakarta, 2024***

CATATAN

Baca Juga: Puisi Denny JA: Pesan yang Dibawa Seekor Burung yang Hinggap di Pundakku

(1) Puisi ini adalah fiksi, terinspirasi oleh kisah nyata eksil Indonesia yang akhirnya bisa pulang ke tanah air setelah lama diasingkan. Pada tahun 2023, kebijakan Presiden Joko Widodo membuka pintu bagi mereka yang kehilangan kewarganegaraan selama dekade-dekade sebelumnya.

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait