Puisi Denny JA: Aktivis Ideologi Itu Memilih Menjadi Dokter
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Selasa, 08 Oktober 2024 07:33 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Menjadi orang terbuang karena prahara politik tahun 1960-an, Gunarto akhirnya berpisah dengan retorika revolusi.
-000-
Di sudut ruang praktik dokter yang sunyi,
Gunarto duduk menatap hujan di Paris,
alirannya membawa kenangan,
tahun-tahun yang hilang dalam pekik revolusi, terasa hampa.
Berdebu.
Baca Juga: Puisi Denny JA Warnai Perayaan Natal Komunitas Lintas Agama di Indonesia
Dulu, tangannya menggenggam senjata,
bergetar dengan keyakinan penuh bara.
Seruan ideologi membelah langit malam.
Setiap kata membakar dirinya.
namun tersisa hanya abu.
Kini, ia mengangkat pisau bedah dengan ketenangan.
Baca Juga: Syaefudin Simon: Puisi Denny JA di Makamku
Setiap luka yang ia sembuhkan mengingatkan.
Hidup bukan tentang pertempuran tanpa akhir.
Ini tentang menyembuhkan yang terluka,
meninggalkan kasih dalam tiap sayatan yang pulih.
-000-
Baca Juga: Puisi Denny JA: Pesan yang Dibawa Seekor Burung yang Hinggap di Pundakku
Angin di Paris berembus di dada yang kosong,
menerbangkan pikirannya ke Pyongyang,
di saat ia berdiri di barisan depan,
dengan hati terbakar oleh mimpi besar,
namun bumi yang ia jejaki kini hanya bekas luka.