Puisi Denny JA: Aktivis Ideologi Itu Memilih Menjadi Dokter
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Selasa, 08 Oktober 2024 07:33 WIB
Sayatan demi sayatan adalah bait cinta,
dan jahitan menjadi lagu yang lembut,
meninggalkan jejak kasih di tubuh yang sembuh.
Kini, Gunarto temukan arti hidup,
dalam setiap luka yang bisa ia pulihkan.
Sampai akhir hayatnya,
ada yang tetap menggenang di ujung matanya,
kerinduan yang tak sampai, pulang ke tanah,
yang dulu menjemput kelahirannya.
Baca Juga: Puisi Denny JA Warnai Perayaan Natal Komunitas Lintas Agama di Indonesia
Indonesia, yang pernah ia bela dalam kata dan darah, kini hanya bayang samar di senja yang memudar.
la terpisah selamanya, bukan oleh jarak, melainkan oleh prahara yang membakar di usia muda,
dan mimpi yang terkubur dalam abu kenangan.
Ia adalah daun yang jatuh,
jauh terbuang dari pohonnya,
tak pernah kombali mendekat ke akar,
yang membesarkannya.
Baca Juga: Syaefudin Simon: Puisi Denny JA di Makamku
Jakarta, 8 Oktober 2024 ***
CATATAN
(1) Puisi ini adalah fiksi, terinspirasi oleh perjalanan hidup seorang dokter Indonesia, Waloejoe, yang menjadi eksil akibat prahara politik. Dalam perjalanannya, ia melintasi berbagai negara, merenungkan pilihan hidupnya dan penyesalan yang menyertai setiap langkah.
Baca Juga: Puisi Denny JA: Pesan yang Dibawa Seekor Burung yang Hinggap di Pundakku