Era Artificial Intellegence: Tiga Jenis Penulis dan Teror Mental Putu Widjaya, Sekapur Sirih Denny JA
- Penulis : Krista Riyanto
- Jumat, 05 Juli 2024 14:05 WIB
![image](https://img.orbitindonesia.com/2024/07/05/20240705021005WhatsApp_Image_2024-07-05_at_13_55_07.jpeg)
Penulis jenis ini tak menggunakan Artificial Intelligence sama sekali, bahkan memandang negatif AI dalam berkarya.
KEDUA, di sisi lain spektrum, ada penulis AI Sepenuhnya. Mereka adalah pionir di dunia literatur digital. Mereka memanfaatkan kekuatan AI untuk menciptakan karya mereka.
Dengan alat seperti GPT-3, mereka dapat menghasilkan teks dengan cepat dan efisien. Mereka menciptakan cerita yang kompleks dan menarik dalam waktu yang relatif singkat.
Penulis AI sepenuhnya percaya teknologi dapat membuka peluang baru. Inovasi dalam cara bercerita menjadi fokus mereka.
Mereka menggunakan AI untuk eksplorasi naratif. Plot twist yang tak terduga dan karakter yang kaya dan dinamis menjadi hasil karya mereka.
Namun, tantangan utama mereka adalah menjaga orisinalitas. Juga mereka perlu memastikan karya mereka tidak kehilangan sentuhan manusia.
KETIGA, penulisn dengan asisten AI berada di antara dua ekstrem ini. Mereka memanfaatkan AI sebagai alat bantu untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas mereka.
AI digunakan untuk menghasilkan ide, mengedit teks, dan memberikan saran naratif. Penulis tetap memegang kendali penuh atas proses kreatif dan keputusan akhir.
Jenis penulis ini percaya bahwa AI adalah alat berharga yang dapat memperkaya karya mereka. Mereka tidak mengorbankan orisinalitas.
Mereka melihat AI sebagai partner kreatif. AI dapat menginspirasi dan membantu, tetapi esensi dari sebuah karya sastra tetap pada sentuhan manusia.