Satrio Arismunandar: Denny JA, Mario Klingemann dan Penerapan Artificial Intelligence di Dunia Seni Lukis
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 11 Juni 2024 04:37 WIB
Pemogokan ini berdampak besar pada industri perfilman di Amerika, menghentikan banyak produksi TV dan menunda proyek-proyek film penting dan berbagai talk show larut malam. Negosiasi yang berkepanjangan akhirnya menghasilkan kesepakatan tentatif di mana studio tersebut menyetujui beberapa tuntutan penulis, sehingga menetapkan batasan yang signifikan terhadap penggunaan AI dalam penulisan naskah.
Seperti di dunia penulisan, AI juga memiliki dampak yang signifikan pada berbagai aspek seni lukis. Teknologi AI telah mengubah cara pelukis bekerja, menciptakan, dan berinteraksi dengan lukisan karyanya. Di luar negeri, ini sudah terjadi. Tetapi entah kenapa, di Indonesia hal ini seperti kurang bergema.
Justru Denny JA, yang notabene selama ini tidak dikenal sebagai pelukis profesional, yang berani bereksperimen dengan memanfaatkan teknologi AI dalam melukis. Padahal Denny lebih dikenal sebagai konsultan politik, perintis survei politik, pengusaha, penulis, dan penggagas puisi esai.
Baca Juga: Perintah Eksekutif Biden tentang Kecerdasan Buatan atau AI Adalah Awal yang Baik, Namun Belum Cukup
Mahakam 24 Residence
Hari Senin siang, 10 Juni 2024, saya menyempatkan diri melihat lukisan-lukisan karya Denny, yang dipajang di hotel Mahakam 24 Residence, di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Selaku pemilik hotel, uniknya Denny memanfaatkan ruang dalam hotel itu seolah-olah seperti galeri lukisan, tempat di mana karya seni dipamerkan kepada publik.
Ada 182 lukisan Denny, yang dibuat dengan memanfaatkan teknologi AI. Lukisan-lukisan itu dipajang di dinding koridor hotel, dari lantai 2 sampai lantai 7. Bahkan pada dinding sebelah tangga untuk naik-turun antar-lantai, juga dipajang lukisan.
Baca Juga: Ponsel Samsung Galaxy A25 5G Dilengkapi Kecerdasan Buatan untuk Estetika Foto
Saya mengamati, dari 182 lukisan itu tema lukisan Denny sangat beragam, mulai dari lukisan tentang anak, kritik sosial, penderitaan warga Palestina di Gaza, Pilpres 2024, tokoh-tokoh dunia, sufisme, dan sebagainya. Denny juga tidak menunjukkan keterikatan pada aliran seni lukis tertentu. Berkat teknologi AI, Denny bisa meramu berbagai aliran, seperti renaisans, post-impresionisme, surealisme, dan lain-lain.
AI memang menyediakan alat-alat kreatif baru yang memungkinkan pelukis untuk mengeksplorasi teknik dan gaya yang sebelumnya tidak mungkin. Misalnya, algoritma AI dapat menghasilkan pola, tekstur, dan bentuk yang kompleks secara otomatis.
Pelukis dapat berkolaborasi dengan AI untuk menciptakan karya seni yang unik. AI dapat bertindak sebagai asisten yang membantu mempercepat proses kreatif atau memberikan inspirasi baru melalui generasi otomatis karya seni.
Baca Juga: PILPRES 2024 dalam Lukisan Artificial Intelligence Karya Denny JA
AI dapat membantu membuat seni lebih aksesibel dengan menghasilkan karya seni yang dapat disesuaikan dengan preferensi individu. Misalnya, aplikasi AI dapat memungkinkan pengguna untuk mengubah gaya atau warna karya seni digital sesuai selera mereka.