Melintasi Batas: Lukisan AI Denny JA dan Era Baru Seni Lukis Indonesia
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 09 Juni 2024 08:15 WIB
Oleh: Elza Peldi Taher*
ORBITINDONESIA.COM - Di Hotel Mahakam 24 Residence, Blok M, dipamerkan lukisan-lukisan karya dari owner hotel, Denny JA. Ada 182 lukisan dipamerkan di tujuh lantai yang berbeda.
Pada keseluruhan lantai Denny JA memajang lukisannya yang merekam kejadian-kejadian bersejarah, mulai dari peristiwa pilpres 2024, covid, derita anak-anak Palestina akibat keganasan Israel, pemimpin perdamaian, tokoh tokoh tasawuf, filantropi dan spiritual dunia.
Di setiap lantai dan Lorong lantai menuju lantai lain ia ditampilkan lukisan lukisan yang mengambil tema berbeda, sehingga mengundang keinginan tahu orang melihat ke lantai yang lain.
Seperti karya tulisnya, lukisan-lukisan tersebut menggambarkan ketertarikan Denny JA yang mendalam terhadap politik, spiritualitas, tasawuf, anti diskriminasi dan kesetaraan manusia.
Melalui kanvasnya, Denny JA menyampaikan rasa hormat dan kagumnya kepada tokoh-tokoh besar seperti Gandhi, Mandela, Bunda Teresa dan dan figur-inspiratif lainnya yang telah membentuk dunia dengan memajang lukisan mereka secara eksklusif di lantai enam.
Baca Juga: Elza Peldi Taher: Denny JA, Penulis Lari Cepat 100 Meter
Dalam proses kreatifnya, Denny JA menggunakan asisten yang tak lazim: Artificial Intelligence. Sejak tahun 2022, lukisan-lukisannya telah diterbitkan dalam sebuah buku yang memperlihatkan kolaborasi cemerlang antara kecerdasan buatan dan indera artistik sang seniman. Dengan menggunakan lima aplikasi kecerdasan buatan, ia menciptakan karya-karya yang mengagumkan.
Tetapi, keunikan yang paling mencolok adalah tempat penyelenggaraan pameran lukisannya. Tidak seperti pameran seni biasanya di galeri atau tempat-tempat pameran resmi lainnya, pameran Denny JA diselenggarakan di tempat yang tak lazim: hotel Mahakam 24 Residence.
Dan yang lebih menarik lagi, pameran ini bukanlah pertunjukan sesaat. Lukisan-lukisan Denny JA akan bersemayam di sana selamanya di hotel miliknya, menghadirkan keindahan y bagi siapa pun yang memasuki tempat itu.
Setiap karya, baik itu sebuah buku, karya seni, novel, atau lukisan, adalah manifestasi dari pemikiran, ideologi, dan pandangan hidup sang penciptanya. Ia lahir dari proses panjang yang menggambarkan kehidupan, pengalaman, dan imajinasi sang penulis. Pesan itu nampak jelas saat kita menaiki tangga demi tangga dari 7 lantai hotel tersebut.