DECEMBER 9, 2022
Kolom

Satrio Arismunandar: Denny JA, Mario Klingemann dan Penerapan Artificial Intelligence di Dunia Seni Lukis

image
Satrio Arismunandar dan lukisan artificial intelligence karya Denny JA (Foto: koleksi pribadi)

Oleh: Satrio Arismunandar*

Saya bukan pelukis profesional. Saya juga bukan pengamat atau ahli seni lukis. Paling banter, saya adalah penikmat lukisan. Saya menikmati keindahan, keunikan, atau kedalaman suatu lukisan sebagaimana saya juga menikmati keindahan, keunikan dan kedalaman sebuah film, novel, cerpen, dan puisi.

Meski bukan ahli seni lukis, saya menyadari bahwa di dunia seni lukis –sebagaimana di dunia tulis-menulis—juga ada perkembangan baru dengan munculnya teknologi yang dinamakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Baca Juga: Perintah Eksekutif Biden tentang Kecerdasan Buatan atau AI Adalah Awal yang Baik, Namun Belum Cukup

AI adalah cabang ilmu komputer yang berfokus pada pembuatan sistem atau mesin, yang dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. Ini mencakup berbagai teknologi dan pendekatan, termasuk pembelajaran mesin (machine learning), pemrosesan bahasa alami (natural language processing), visi komputer (computer vision), dan robotika.

Pada dasarnya, kecerdasan buatan bertujuan untuk menciptakan sistem yang dapat berpikir, belajar, dan beradaptasi seperti manusia, sehingga dapat membantu atau menggantikan manusia dalam berbagai tugas.

Nah, di dunia tulis-menulis yang saya jalani sebagai wartawan dan penulis buku, AI bisa berguna dalam mengumpulkan data/informasi yang saya butuhkan untuk membuat berita atau naskah buku. Bahkan AI bisa saya minta menuliskan cerita pendek (fiksi) atau puisi, berdasarkan arahan atau kriteria yang saya instruksikan. 

Baca Juga: Ponsel Samsung Galaxy A25 5G Dilengkapi Kecerdasan Buatan untuk Estetika Foto

Protes Terhadap Penerapan AI

Kehadiran AI membawa berbagai dampak terhadap berbagai profesi, termasuk karir penulis naskah (script writer). Jika AI dapat menghasilkan naskah dengan kualitas yang memadai untuk berbagai keperluan, seperti iklan, acara televisi, atau konten online, permintaan untuk penulis naskah manusia bisa berkurang. Perusahaan mungkin memilih menggunakan solusi AI yang lebih murah dan lebih cepat.

The Writers Guild of America (WGA) memulai pemogokan besar-besaran pada 2 Mei 2023 yang berlangsung hingga 27 September 2023. Pemogokan para penulis ini merupakan respons terhadap beberapa isu, termasuk penggunaan AI dalam penulisan naskah. Para penulis khawatir bahwa AI berpotensi menggantikan penulis manusia, merendahkan nilai karya mereka, dan menyebabkan hilangnya pekerjaan.

Baca Juga: PILPRES 2024 dalam Lukisan Artificial Intelligence Karya Denny JA

Selama pemogokan, para penulis menuntut agar AI dibatasi hanya sebagai alat yang membantu penelitian atau menghasilkan ide naskah, bukan menggantikan penulis manusia sama sekali. Mereka sangat khawatir bahwa studio film mungkin menggunakan AI untuk menulis atau mengubah skrip, yang akan merusak proses kreatif dan berpotensi menghasilkan konten berkualitas rendah. 

Halaman:
1
2
3
4
5

Berita Terkait